Tugas 3

Tugas 3

  1. Carilah satu buah dongeng dari internet

  2. Baca dengan seksama dongeng tersebut

  3. Buatlah sinopsis (Ringkasan) dari dongeng tersebut.

  4. Kerjakan di kotak pengiriman di bawah ini.

  5. Judul dongeng harus ditulis.

  1. adichandra purnama 7 it

    Sinopsis Dongeng Malin Kundang
    Pada suatu hari, hiduplah sebuah keluarga di pesisir pantai wilayah Sumatra. Keluarga itu mempunyai seorang anak yang diberi nama Malin Kundang. Karena kondisi keluarga mereka sangat memprihatinkan, maka ayah malin memutuskan untuk pergi ke negeri seberang.

    Besar harapan malin dan ibunya, suatu hari nanti ayahnya pulang dengan membawa uang banyak yang nantinya dapat untuk membeli keperluan sehari-hari. Setelah berbulan-bulan lamanya ternyata ayah malin tidak kunjung datang, dan akhirnya pupuslah harapan Malin Kundang dan ibunya.

    Setelah Malin Kundang beranjak dewasa, ia berpikir untuk mencari nafkah di negeri seberang dengan harapan nantinya ketika kembali ke kampung halaman, ia sudah menjadi seorang yang kaya raya. Akhirnya Malin Kundang ikut berlayar bersama dengan seorang nahkoda kapal dagang di kampung halamannya yang sudah sukses.

    Selama berada di kapal, Malin Kundang banyak belajar tentang ilmu pelayaran pada anak buah kapal yang sudah berpengalaman. Malin belajar dengan tekun tentang perkapalan pada teman-temannya yang lebih berpengalaman, dan akhirnya dia sangat mahir dalam hal perkapalan.

    Banyak pulau sudah dikunjunginya, sampai dengan suatu hari di tengah perjalanan, tiba-tiba kapal yang dinaiki Malin Kundang di serang oleh bajak laut. Semua barang dagangan para pedagang yang berada di kapal dirampas oleh bajak laut. Bahkan sebagian besar awak kapal dan orang yang berada di kapal tersebut dibunuh oleh para bajak laut. Malin Kundang sangat beruntung dirinya tidak dibunuh oleh para bajak laut, karena ketika peristiwa itu terjadi, Malin segera bersembunyi di sebuah ruang kecil yang tertutup oleh kayu.

    Malin Kundang terkatung-katung ditengah laut, hingga akhirnya kapal yang ditumpanginya terdampar di sebuah pantai. Dengan sisa tenaga yang ada, Malin Kundang berjalan menuju ke desa yang terdekat dari pantai. Sesampainya di desa tersebut, Malin Kundang ditolong oleh masyarakat di desa tersebut setelah sebelumnya menceritakan kejadian yang menimpanya. Desa tempat Malin terdampar adalah desa yang sangat subur. Dengan keuletan dan kegigihannya dalam bekerja, Malin lama kelamaan berhasil menjadi seorang yang kaya raya. Ia memiliki banyak kapal dagang dengan anak buah yang jumlahnya lebih dari 100 orang. Setelah menjadi kaya raya, Malin Kundang mempersunting seorang gadis untuk menjadi istrinya.

    Setelah beberapa lama menikah, Malin dan istrinya melakukan pelayaran dengan kapal yang besar dan indah disertai anak buah kapal serta pengawalnya yang banyak. Ibu Malin Kundang yang setiap hari menunggui anaknya, melihat kapal yang sangat indah itu, masuk ke pelabuhan. Ia melihat ada dua orang yang sedang berdiri di atas geladak kapal. Ia yakin kalau yang sedang berdiri itu adalah anaknya Malin Kundang beserta istrinya.

    Malin Kundang pun turun dari kapal. Ia disambut oleh ibunya. Setelah cukup dekat, ibunya melihat belas luka dilengan kanan orang tersebut, semakin yakinlah ibunya bahwa yang ia dekati adalah Malin Kundang. “Malin Kundang, anakku, mengapa kau pergi begitu lama tanpa mengirimkan kabar?”, katanya sambil memeluk Malin Kundang. Tetapi Kundang segera melepaskan pelukan ibunya dan mendorongnya hingga terjatuh. “Wanita tak tahu diri, sembarangan saja mengaku sebagai ibuku”, kata Malin Kundang pada ibunya. Malin Kundang pura-pura tidak mengenali ibunya, karena malu dengan ibunya yang sudah tua dan mengenakan baju compang-camping. “Wanita itu ibumu?”, Tanya istri Malin Kundang. “Tidak, ia hanya seorang pengemis yang pura-pura mengaku sebagai ibuku agar mendapatkan harta ku”, sahut Malin kepada istrinya. Mendengar pernyataan dan diperlakukan semena-mena oleh anaknya, ibu Malin Kundang sangat marah. Ia tidak menduga anaknya menjadi anak durhaka. Karena kemarahannya yang memuncak, ibu Malin menengadahkan tangannya sambil berkata “Oh Tuhan, kalau benar ia anakku, aku sumpahi dia menjadi sebuah batu”. Tidak berapa lama kemudian angin bergemuruh kencang dan badai dahsyat datang menghancurkan kapal Malin Kundang. Setelah itu tubuh Malin Kundang perlahan menjadi kaku dan lama-kelamaan akhirnya berbentuk menjadi sebuah batu karang.

  2. LUBNA ROISATI NABILA (7 IT )

    ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ SANGKURIANG~~~~~~~~~~~~~~

    Diceritakan bahwa Raja Sungging Perbangkara pergi berburu. Di tengah hutan Sang Raja membuang air seni yang tertampung dalam dauncaring (keladi hutan). Seekor babi hutan betina bernama Wayung yang tengah bertapa ingin menjadi manusia meminum air seni tadi. Wayungyang hamil dan melahirkan seorang bayi cantik. Bayi cantik itu dibawa ke keraton oleh ayahnya dan diberi nama Dayang Sumbi alias Rarasati. Banyak para raja yang meminangnya, tetapi seorang pun tidak ada yang diterima.
    Akhirnya para raja saling berperang di antara sesamanya. Dayang Sumbi pun atas permitaannya sendiri mengasingkan diri di sebuah bukit ditemani seekor anjing jantan yaitu Si Tumang. Ketika sedang asyik bertenun, toropong (torak) yang tengah digunakan bertenun kain terjatuh ke bawah. Dayang Sumbi karena merasa malas, terlontar ucapan tanpa dipikir dulu, dia berjanji siapa pun yang mengambilkan torak yang terjatuh bila berjenis kelamin laki-laki, akan dijadikan suaminya. Si Tumang mengambilkan torak dan diberikan kepada Dayang Sumbi. Dayang Sumbi akhirnya melahirkan bayi laki-laki diberi nama Sangkuriang.
    Ketika Sangkuriang berburu di dalam hutan disuruhnya si Tumang untuk mengejar babi betina Wayungyang. Karena si Tumang tidak menurut, lalu dibunuhnya. Hati si Tumang oleh Sangkuriang diberikan kepada Dayang Sumbi, lalu dimasak dan dimakannya. Setelah Dayang Sumbi mengetahui bahwa yang dimakannya adalah hati si Tumang, kemarahannya pun memuncak serta merta kepala Sangkuriang dipukul dengan senduk yang terbuat dari tempurung kelapa sehingga luka.
    Sangkuriang pergi mengembara mengelilingi dunia. Setelah sekian lama berjalan ke arah timur akhirnya sampailah di arah barat lagi dan tanpa sadar telah tiba kembali di tempat Dayang Sumbi, tempat ibunya berada. Sangkuriang tidak mengenal bahwa putri cantik yang ditemukannya adalah Dayang Sumbi – ibunya. Terminological kisah kasih di antara kedua insan itu. Tanpa sengaja Dayang Sumbi mengetahui bahwa Sangkuriang adalah puteranya, dengan tanda luka di kepalanya. Walau demikian Sangkuriang tetap memaksa untuk menikahinya. Dayang Sumbi meminta agar Sangkuriang membuatkan perahu dan telaga (danau) dalam waktu semalam dengan membendung sungai Citarum. Sangkuriang menyanggupinya.
    Maka dibuatlah perahu dari sebuah pohon yang tumbuh di arah timur, tunggul/pokok pohon itu berubah menjadi gunung ukit Tanggul. Rantingnya ditumpukkan di sebelah barat dan menjadi Gunung Burangrang. Dengan bantuan para guriang, bendungan pun hampir selesai dikerjakan. Tetapi Dayang Sumbi bermohon kepada Sang Hyang Tunggal agar maksud Sangkuriang tidak terwujud. Dayang Sumbi menebarkan irisan boeh rarang (kain putih hasil tenunannya), ketika itu pula fajar pun merekah di ufuk timur. Sangkuriang menjadi gusar, dipuncak kemarahannya, bendungan yang berada di Sanghyang Tikoro dijebolnya, sumbat aliran sungai Citarum dilemparkannya ke arah timur dan menjelma menjadi Gunung Manglayang. Air Talaga Bandung pun menjadi surut kembali. Perahu yang dikerjakan dengan bersusah payah ditendangnya ke arah utara dan berubah wujud menjadi Gunung Tangkuban Perahu.
    Sangkuriang terus mengejar Dayang Sumbi yang mendadak menghilang di Gunung Putri dan berubah menjadi setangkai bunga jaksi. Adapun Sangkuriang setelah sampai di sebuah tempat yang disebut dengan Ujung berung akhirnya menghilang ke alam gaib.

  3. Anak penggembala dan serigala
    Suatu hari ketika dia menggembalakan dombanya di dekat hutan, dia mulai berpikir apa yang harus dilakukannya apabila dia melihat serigala, dia merasa terhibur dengan memikirkan berbagai macam rencana.
    Tuannya pernah berkata bahwa apabila dia melihat serigala menyerang kawanan dombanya, dia harus berteriak memanggil bantuan, dan orang-orang sekampung akan datang membantunya.
    Anak gembala itu sekarang walaupun tidak melihat seekor serigala pun, dia berpura-pura lari ke arah kampungnya dan berteriak sekeras-kerasnya, “Serigala, serigala!”
    Seperti yang dia duga, orang-orang kampung yang mendengarnya berteriak, Tetapi yang mereka temukan adalah anak gembala yang tertawa terbahak-bahak karena berhasil menipu orang-orang
    Beberapa hari kemudian, anak gembala itu kembali berteriak, “Serigala! serigala!”, kembali orang-orang kampung yang berlari datang untuk menolongnya, hanya menemukan anak gembala yang tertawa terbahak-bahak kembali.ekampung.
    seekor serigala benar-benar datang dan menyambar domba yang digembalakan oleh anak gembala tersebut.
    Dalam ketakutannya, anak gembala itu berlari ke arah kampung dan berteriak, “Serigala! serigala!” Tetapi walaupun orang-orang sekampung mendengarnya berteriak, mereka tidak datang untuk membantunya. “Dia tidak akan bisa menipu kita lagi,” kata mereka.
    Serigala itu akhirnya berhasil menerkam dan memakan banyak domba yang digembalakan oleh sang anak gembala, lalu berlari masuk ke dalam hutan kembali.

  4. Putri bulan
    1. Suatu hari,teman Hou I menceritakan tentang “Pil Abadi” Hou I langsung mengirim
    Dia sangat jelek, giginya panjang dan tajam seperti harimau, dia juga memiliki sembilan buah ekor. Pada awalnya, dia tidak ingin memberikan pil itu pada hamba Hou I. Ketika ia mengatakan siapa tuannya itu, ia menjadi takut. Dia cepat menyerahkan pil tersebut kepadanya.
    “Katakan pada majikanmu bahwa pil ini sangat kuat?” Katanya. “Dia tidak boleh memakannya pada saat bulan purnama. Jika dia melakukannya, dia akan terbang langsung ke bulan.”
    Hou I sangat senang mendapatkan pil tersebut. Istrinya menyimpannya di sebuah lemari di kamarnya. Suatu malam, saat dia menatap bulan purnama, ia tiba-tiba memutuskan untuk memakan pil tersebut. Tubuhnya terasa menjadi ringan dan injakannya meninggalkan tanah. Dia mulai mengambang di langit menuju bulan.
    Ketika suaminya melihat kejadian tersebut, ia mencoba untuk menjatuhkannya dengan busur dan anak panah. Tapi dia sudah terlalu tinggi. Dalam waktu singkat, dia mendarat di bulan. Dia merasa sangat dingin dan kesepian. Dia pun memikirkan suaminya setiap hari dan ingin kembali padanya. Tapi tidak ada jalan bagi dia untuk melakukannya. Akhirnya, ia membangun sebuah rumah kecil di mana dia tinggal sendirian.

  5. Sinopsis Dongeng Malin Kundang
    Pada suatu hari, hiduplah sebuah keluarga di pesisir pantai wilayah Sumatra. Keluarga itu mempunyai seorang anak yang diberi nama Malin Kundang. Karena kondisi keluarga mereka sangat memprihatinkan, maka ayah malin memutuskan untuk pergi ke negeri seberang.

    Besar harapan malin dan ibunya, suatu hari nanti ayahnya pulang dengan membawa uang banyak yang nantinya dapat untuk membeli keperluan sehari-hari. Setelah berbulan-bulan lamanya ternyata ayah malin tidak kunjung datang, dan akhirnya pupuslah harapan Malin Kundang dan ibunya.

    Setelah Malin Kundang beranjak dewasa, ia berpikir untuk mencari nafkah di negeri seberang dengan harapan nantinya ketika kembali ke kampung halaman, ia sudah menjadi seorang yang kaya raya. Akhirnya Malin Kundang ikut berlayar bersama dengan seorang nahkoda kapal dagang di kampung halamannya yang sudah sukses.

    Selama berada di kapal, Malin Kundang banyak belajar tentang ilmu pelayaran pada anak buah kapal yang sudah berpengalaman. Malin belajar dengan tekun tentang perkapalan pada teman-temannya yang lebih berpengalaman, dan akhirnya dia sangat mahir dalam hal perkapalan.

    Banyak pulau sudah dikunjunginya, sampai dengan suatu hari di tengah perjalanan, tiba-tiba kapal yang dinaiki Malin Kundang di serang oleh bajak laut. Semua barang dagangan para pedagang yang berada di kapal dirampas oleh bajak laut. Bahkan sebagian besar awak kapal dan orang yang berada di kapal tersebut dibunuh oleh para bajak laut. Malin Kundang sangat beruntung dirinya tidak dibunuh oleh para bajak laut, karena ketika peristiwa itu terjadi, Malin segera bersembunyi di sebuah ruang kecil yang tertutup oleh kayu.

    Malin Kundang terkatung-katung ditengah laut, hingga akhirnya kapal yang ditumpanginya terdampar di sebuah pantai. Dengan sisa tenaga yang ada, Malin Kundang berjalan menuju ke desa yang terdekat dari pantai. Sesampainya di desa tersebut, Malin Kundang ditolong oleh masyarakat di desa tersebut setelah sebelumnya menceritakan kejadian yang menimpanya. Desa tempat Malin terdampar adalah desa yang sangat subur. Dengan keuletan dan kegigihannya dalam bekerja, Malin lama kelamaan berhasil menjadi seorang yang kaya raya. Ia memiliki banyak kapal dagang dengan anak buah yang jumlahnya lebih dari 100 orang. Setelah menjadi kaya raya, Malin Kundang mempersunting seorang gadis untuk menjadi istrinya.

    Setelah beberapa lama menikah, Malin dan istrinya melakukan pelayaran dengan kapal yang besar dan indah disertai anak buah kapal serta pengawalnya yang banyak. Ibu Malin Kundang yang setiap hari menunggui anaknya, melihat kapal yang sangat indah itu, masuk ke pelabuhan. Ia melihat ada dua orang yang sedang berdiri di atas geladak kapal. Ia yakin kalau yang sedang berdiri itu adalah anaknya Malin Kundang beserta istrinya.

    Malin Kundang pun turun dari kapal. Ia disambut oleh ibunya. Setelah cukup dekat, ibunya melihat belas luka dilengan kanan orang tersebut, semakin yakinlah ibunya bahwa yang ia dekati adalah Malin Kundang. “Malin Kundang, anakku, mengapa kau pergi begitu lama tanpa mengirimkan kabar?”, katanya sambil memeluk Malin Kundang. Tetapi Kundang segera melepaskan pelukan ibunya dan mendorongnya hingga terjatuh. “Wanita tak tahu diri, sembarangan saja mengaku sebagai ibuku”, kata Malin Kundang pada ibunya. Malin Kundang pura-pura tidak mengenali ibunya, karena malu dengan ibunya yang sudah tua dan mengenakan baju compang-camping. “Wanita itu ibumu?”, Tanya istri Malin Kundang. “Tidak, ia hanya seorang pengemis yang pura-pura mengaku sebagai ibuku agar mendapatkan harta ku”, sahut Malin kepada istrinya. Mendengar pernyataan dan diperlakukan semena-mena oleh anaknya, ibu Malin Kundang sangat marah. Ia tidak menduga anaknya menjadi anak durhaka. Karena kemarahannya yang memuncak, ibu Malin menengadahkan tangannya sambil berkata “Oh Tuhan, kalau benar ia anakku, aku sumpahi dia menjadi sebuah batu”. Tidak berapa lama kemudian angin bergemuruh kencang dan badai dahsyat datang menghancurkan kapal Malin Kundang. Setelah itu tubuh Malin Kundang perlahan menjadi kaku dan lama-kelamaan akhirnya berbentuk menjadi sebuah batu karang.

  6. Malin Kundang
    Pada suatu hari, hiduplah sebuah keluarga di pesisir pantai wilayah Sumatra. Keluarga itu mempunyai seorang anak yang diberi nama Malin Kundang. Karena kondisi keluarga mereka sangat memprihatinkan, maka ayah malin memutuskan untuk pergi ke negeri seberang.

    Besar harapan malin dan ibunya, suatu hari nanti ayahnya pulang dengan membawa uang banyak yang nantinya dapat untuk membeli keperluan sehari-hari. Setelah berbulan-bulan lamanya ternyata ayah malin tidak kunjung datang, dan akhirnya pupuslah harapan Malin Kundang dan ibunya.

    Setelah Malin Kundang beranjak dewasa, ia berpikir untuk mencari nafkah di negeri seberang dengan harapan nantinya ketika kembali ke kampung halaman, ia sudah menjadi seorang yang kaya raya. Akhirnya Malin Kundang ikut berlayar bersama dengan seorang nahkoda kapal dagang di kampung halamannya yang sudah sukses.

    Selama berada di kapal, Malin Kundang banyak belajar tentang ilmu pelayaran pada anak buah kapal yang sudah berpengalaman. Malin belajar dengan tekun tentang perkapalan pada teman-temannya yang lebih berpengalaman, dan akhirnya dia sangat mahir dalam hal perkapalan.

    Banyak pulau sudah dikunjunginya, sampai dengan suatu hari di tengah perjalanan, tiba-tiba kapal yang dinaiki Malin Kundang di serang oleh bajak laut. Semua barang dagangan para pedagang yang berada di kapal dirampas oleh bajak laut. Bahkan sebagian besar awak kapal dan orang yang berada di kapal tersebut dibunuh oleh para bajak laut. Malin Kundang sangat beruntung dirinya tidak dibunuh oleh para bajak laut, karena ketika peristiwa itu terjadi, Malin segera bersembunyi di sebuah ruang kecil yang tertutup oleh kayu.

    Malin Kundang terkatung-katung ditengah laut, hingga akhirnya kapal yang ditumpanginya terdampar di sebuah pantai. Dengan sisa tenaga yang ada, Malin Kundang berjalan menuju ke desa yang terdekat dari pantai. Sesampainya di desa tersebut, Malin Kundang ditolong oleh masyarakat di desa tersebut setelah sebelumnya menceritakan kejadian yang menimpanya. Desa tempat Malin terdampar adalah desa yang sangat subur. Dengan keuletan dan kegigihannya dalam bekerja, Malin lama kelamaan berhasil menjadi seorang yang kaya raya. Ia memiliki banyak kapal dagang dengan anak buah yang jumlahnya lebih dari 100 orang. Setelah menjadi kaya raya, Malin Kundang mempersunting seorang gadis untuk menjadi istrinya.

    Setelah beberapa lama menikah, Malin dan istrinya melakukan pelayaran dengan kapal yang besar dan indah disertai anak buah kapal serta pengawalnya yang banyak. Ibu Malin Kundang yang setiap hari menunggui anaknya, melihat kapal yang sangat indah itu, masuk ke pelabuhan. Ia melihat ada dua orang yang sedang berdiri di atas geladak kapal. Ia yakin kalau yang sedang berdiri itu adalah anaknya Malin Kundang beserta istrinya.

    Malin Kundang pun turun dari kapal. Ia disambut oleh ibunya. Setelah cukup dekat, ibunya melihat belas luka dilengan kanan orang tersebut, semakin yakinlah ibunya bahwa yang ia dekati adalah Malin Kundang. “Malin Kundang, anakku, mengapa kau pergi begitu lama tanpa mengirimkan kabar?”, katanya sambil memeluk Malin Kundang. Tetapi Kundang segera melepaskan pelukan ibunya dan mendorongnya hingga terjatuh. “Wanita tak tahu diri, sembarangan saja mengaku sebagai ibuku”, kata Malin Kundang pada ibunya. Malin Kundang pura-pura tidak mengenali ibunya, karena malu dengan ibunya yang sudah tua dan mengenakan baju compang-camping. “Wanita itu ibumu?”, Tanya istri Malin Kundang. “Tidak, ia hanya seorang pengemis yang pura-pura mengaku sebagai ibuku agar mendapatkan harta ku”, sahut Malin kepada istrinya. Mendengar pernyataan dan diperlakukan semena-mena oleh anaknya, ibu Malin Kundang sangat marah. Ia tidak menduga anaknya menjadi anak durhaka. Karena kemarahannya yang memuncak, ibu Malin menengadahkan tangannya sambil berkata “Oh Tuhan, kalau benar ia anakku, aku sumpahi dia menjadi sebuah batu”. Tidak berapa lama kemudian angin bergemuruh kencang dan badai dahsyat datang menghancurkan kapal Malin Kundang. Setelah itu tubuh Malin Kundang perlahan menjadi kaku dan lama-kelamaan akhirnya berbentuk menjadi sebuah batu karang.

  7. Adriyannisa Aulia Husna

    Nama : Adriyannisa Aulia Husna
    Kelas : 7IT

    KERA SANG RAJA
    Suatu hari,Singa sang raja hutan tertembak oleh seorang pemburu.Semua hewan menjadi bingung siapa yang akan menggantikan Singa menjadi raja hutan.Salah satu hewan berpendapat untuk menjadikan Gajah sebagai pengganti Singa,karena badan yang besar.Tapi,Gajah menolak,karena Gajah tidak bisa berlari kencang.Lalu,salah satu hewan berkata untuk menjadikan Macan tutul untuk menjadi pengganti Singa.Tapi,Macan tutul menolak,karena jika Macan tutul melihat manusia,ia akan lari sejauh mungkin. Selanjutnya,salah satu hewan menunjuk Badak untuk menjadi pengganti Singa.Tapi,Badak menolaknya. Karena,penglihatannya kurang baik.Tiba-tiba,muncul Kera dan si Kera berkata,“Aku saja yang menjadi raja!Lihat badanku,aku mirip dgn manusia.”.Semua hewan setuju.Setelah Kera menjadi raja.Ia menjadi malas dan semaunya sendiri.Semua hewan kesal pada tingkah laku Kera.Terutama Serigala.Suatu hari, Serigala mengajak Kera ke tempat yg banyak makanannya.Kera pun menyetujuinya.Sesampai disana, Kera senang bukan main.Kera langsung berlari mendekatinya.Tiba-tiba,Kera jatuh ke lubang yg telah disiapkan oleh pemburu.Beberapa saat keudian pemburu datang dan langsung menangkap Kera.

  8. sevanny dina ariesta

    .
    Alkisah, pada dahulu kala terdapat sebuah kerajaan besar yang bernama Prambanan. Rakyatnya hidup tenteran dan damai. Tetapi, apa yang terjadi kemudian? Kerajaan Prambanan diserang dan dijajah oleh negeri Pengging. Ketentraman Kerajaan Prambanan menjadi terusik. Para tentara tidak mampu menghadapi serangan pasukan Pengging. Akhirnya, kerajaan Prambanan dikuasai oleh Pengging, dan dipimpin oleh Bandung Bondowoso.

    Bandung Bondowoso seorang yang suka memerintah dengan kejam. “Siapapun yang tidak menuruti perintahku, akan dijatuhi hukuman berat!”, ujar Bandung Bondowoso pada rakyatnya. Bandung Bondowoso adalah seorang yang sakti dan mempunyai pasukan jin. Tidak berapa lama berkuasa, Bandung Bondowoso suka mengamati gerak-gerik Loro Jonggrang, putri Raja Prambanan yang cantik jelita. “Cantik nian putri itu. Aku ingin dia menjadi permaisuriku,” pikir Bandung Bondowoso.

    Esok harinya, Bondowoso mendekati Loro Jonggrang. “Kamu cantik sekali, maukah kau menjadi permaisuriku ?”, Tanya Bandung Bondowoso kepada Loro Jonggrang. Loro Jonggrang tersentak, mendengar pertanyaan Bondowoso. “Laki-laki ini lancang sekali, belum kenal denganku langsung menginginkanku menjadi permaisurinya”, ujar Loro Jongrang dalam hati. “Apa yang harus aku lakukan ?”. Loro Jonggrang menjadi kebingungan. Pikirannya berputar-putar. Jika ia menolak, maka Bandung Bondowoso akan marah besar dan membahayakan keluarganya serta rakyat Prambanan. Untuk mengiyakannya pun tidak mungkin, karena Loro Jonggrang memang tidak suka dengan Bandung Bondowoso.

    “Bagaimana, Loro Jonggrang ?” desak Bondowoso. Akhirnya Loro Jonggrang mendapatkan ide. “Saya bersedia menjadi istri Tuan, tetapi ada syaratnya,” Katanya. “Apa syaratnya? Ingin harta yang berlimpah? Atau Istana yang megah?”. “Bukan itu, tuanku, kata Loro Jonggrang. Saya minta dibuatkan candi, jumlahnya harus seribu buah. “Seribu buah?” teriak Bondowoso. “Ya, dan candi itu harus selesai dalam waktu semalam.” Bandung Bondowoso menatap Loro Jonggrang, bibirnya bergetar menahan amarah. Sejak saat itu Bandung Bondowoso berpikir bagaimana caranya membuat 1000 candi. Akhirnya ia bertanya kepada penasehatnya. “Saya percaya tuanku bias membuat candi tersebut dengan bantuan Jin!”, kata penasehat. “Ya, benar juga usulmu, siapkan peralatan yang kubutuhkan!”

    Setelah perlengkapan di siapkan. Bandung Bondowoso berdiri di depan altar batu. Kedua lengannya dibentangkan lebar-lebar. “Pasukan jin, Bantulah aku!” teriaknya dengan suara menggelegar. Tak lama kemudian, langit menjadi gelap. Angin menderu-deru. Sesaat kemudian, pasukan jin sudah mengerumuni Bandung Bondowoso. “Apa yang harus kami lakukan Tuan ?”, tanya pemimpin jin. “Bantu aku membangun seribu candi,” pinta Bandung Bondowoso. Para jin segera bergerak ke sana kemari, melaksanakan tugas masing-masing. Dalam waktu singkat bangunan candi sudah tersusun hampir mencapai seribu buah.

    Sementara itu, diam-diam Loro Jonggrang mengamati dari kejauhan. Ia cemas, mengetahui Bondowoso dibantu oleh pasukan jin. “Wah, bagaimana ini?”, ujar Loro Jonggrang dalam hati. Ia mencari akal. Para dayang kerajaan disuruhnya berkumpul dan ditugaskan mengumpulkan jerami. “Cepat bakar semua jerami itu!” perintah Loro Jonggrang. Sebagian dayang lainnya disuruhnya menumbuk lesung. Dung… dung…dung! Semburat warna merah memancar ke langit dengan diiringi suara hiruk pikuk, sehingga mirip seperti fajar yang menyingsing.

    Pasukan jin mengira fajar sudah menyingsing. “Wah, matahari akan terbit!” seru jin. “Kita harus segera pergi sebelum tubuh kita dihanguskan matahari,” sambung jin yang lain. Para jin tersebut berhamburan pergi meninggalkan tempat itu. Bandung Bondowoso sempat heran melihat kepanikan pasukan jin.

    Paginya, Bandung Bondowoso mengajak Loro Jonggrang ke tempat candi. “Candi yang kau minta sudah berdiri!”. Loro Jonggrang segera menghitung jumlah candi itu. Ternyata jumlahnya hanya 999 buah!. “Jumlahnya kurang satu!” seru Loro Jonggrang. “Berarti tuan telah gagal memenuhi syarat yang saya ajukan”. Bandung Bondowoso terkejut mengetahui kekurangan itu. Ia menjadi sangat murka. “Tidak mungkin…”, kata Bondowoso sambil menatap tajam pada Loro Jonggrang. “Kalau begitu kau saja yang melengkapinya!” katanya sambil mengarahkan jarinya pada Loro Jonggrang. Ajaib! Loro Jonggrang langsung berubah menjadi patung batu. Sampai saat ini candi-candi tersebut masih ada dan terletak di wilayah Prambanan, Jawa Tengah dan disebut Candi Loro Jonggrang.

    Ringkasanya
    Alkisah pada zaman dahulu kala, berdiri sebuah kerajaan yang sangat besar yang bernama Prambanan. Rakyat Prambanan sangat damai dan makmur di bawah kepemimpinan raja yang bernama Prabu Baka. Kerajaan-kerajaan kecil di wilayah sekitar Prambanan juga sangat tunduk dan menghormati kepemimpinan Prabu Baka.
    Sementara itu di lain tempat, ada satu kerajaan yang tak kalah besarnya dengan kerajaan Prambanan, yakni kerajaan Pengging. Kerajaan tersebut terkenal sangat arogan dan ingin selalu memperluas wilayah kekuasaanya. Kerajaan Pengging mempunyai seorang ksatria sakti yang bernama Bondowoso. Dia mempunyai senjata sakti yang bernama Bandung, sehingga Bondowoso terkenal dengan sebutan Bandung Bondowoso. Selain mempunyai senjata yang sakti, Bandung Bondowoso juga mempunyai bala tentara berupa Jin. Bala tentara tersebut yang digunakan Bandung Bondowoso untuk membantunya untuk menyerang kerajaan lain dan memenuhi segala keinginannya.
    Hingga Suatu ketika, Raja Pengging yang arogan memanggil Bandung Bondowoso. Raja Pengging itu kemudian memerintahkan Bandung Bondowoso untuk menyerang Kerajaan Prambanan. Keesokan harinya Bandung Bondowoso memanggil balatentaranya yang berupa Jin untuk berkumpul, dan langsung berangkat ke Kerajaan Prambanan.
    Setibanya di Prambanan, mereka langsung menyerbu masuk ke dalam istana Prambanan. Prabu Baka dan pasukannya kalang kabut, karena mereka kurang persiapan. Akhirnya Bandung Bondowoso berhasil menduduki Kerajaan Prambanan, dan Prabu Baka tewas karena terkena senjata Bandung Bondowoso.
    Kemenangan Bandung Bondowoso dan pasukannya disambut gembira oleh Raja Pengging. Kemudian Raja Pengging pun mengamanatkan Bandung Bondowoso untuk menempati Istana Prambanan dan mengurus segala isinya,termasuk keluarga Prabu Baka.
    Pada saat Bandung Bondowoso tinggal di Istana Kerajaan Prambanan, dia melihat seorang wanita yang sangat cantik jelita. Wanita tersebut adalah Roro Jonggrang, putri dari Prabu Baka. Saat melihat Roro Jonggrang, Bandung Bondowoso mulai jatuh hati. Dengan tanpa berpikir panjang lagi, Bandung Bondowoso langsung memanggil dan melamar Roro Jonggrang.
    “Wahai Roro Jonggrang, bersediakah seandainya dikau menjadi permaisuriku?”, Tanya Bandung Bondowoso pada Roro Jonggrang.
    Mendengar pertanyaan dari Bandung Bondowoso tersebut, Roro Jonggrang hanya terdiam dan kelihatan bingung. Sebenarnya dia sangat membenci Bandung Bondowoso, karena telah membunuh ayahnya yang sangat dicintainya. Tetapi di sisi lain, Roro Jonggrang merasa takut menolak lamaran Bandung Bondowoso. Akhirnya setelah berfikir sejenak, Roro Jonggrang pun menemukan satu cara supaya Bandung Bondowoso tidak jadi menikahinya.
    “Baiklah,aku menerima lamaranmu. Tetapi setelah kamu memenuhi satu syarat dariku”,jawab Roro Jonggrang.
    “Apakah syaratmu itu Roro Jonggrang?”, Tanya Bandung Bandawasa.
    “Buatkan aku seribu candi dan dua buah sumur dalam waktu satu malam”, Jawab Roro Jonggrang.
    Mendengar syarat yang diajukan Roro Jonggrang tersebut, Bandung Bondowoso pun langsung menyetujuinya. Dia merasa bahwa itu adalah syarat yang sangat mudah baginya, karena Bandung Bondowoso mempunyai balatentara Jin yang sangat banyak.

    Pada malam harinya, Bandung Bandawasa mulai mengumpulkan balatentaranya. Dalam waktu sekejap, balatentara yang berupa Jin tersebut datang. Setelah mendengar perintah dari Bandung Bondowoso, para balatentara itu langsung membangun candi dan sumur dengan sangat cepat.
    Roro Jonggrang yang menyaksikan pembangunan candi mulai gelisah dan ketakutan, karena dalam dua per tiga malam, tinggal tiga buah candi dan sebuah sumur saja yang belum mereka selesaikan.
    Roro Jonggrang kemudian berpikir keras, mencari cara supaya Bandung Bondowoso tidak dapat memenuhi persyaratannya.
    Setelah berpikir keras, Roro Jonggrang akhirnya menemukan jalan keluar. Dia akan membuat suasana menjadi seperti pagi,sehingga para Jin tersebut menghentikan pembuatan candi.
    Roro Jonggrang segera memanggil semua dayang-dayang yang ada di istana. Dayang-dayang tersebut diberi tugas Roro Jonggrang untuk membakar jerami, membunyikan lesung, serta menaburkan bunga yang berbau semerbak mewangi.
    Mendengar perintah dari Roro Jonggrang, dayang-dayang segera membakar jerami. Tak lama kemudian langit tampak kemerah merahan, dan lesung pun mulai dibunyikan. Bau harum bunga yang disebar mulai tercium, dan ayam pun mulai berkokok.
    Melihat langit memerah, bunyi lesung, dan bau harumnya bunga tersebut, maka balatentara Bandung Bondowoso mulai pergi meninggalkan pekerjaannya. Mereka pikir hari sudah mulai pagi, dan mereka pun harus pergi.
    Melihat Balatentaranya pergi, Bandung Bondowoso berteriak: “Hai balatentaraku, hari belum pagi. Kembalilah untuk menyelesaikan pembangunan candi ini !!!”
    Para Jin tersebut tetap pergi, dan tidak menghiraukan teriakan Bandung Bondowoso. Bandung Bondowoso pun merasa sangat kesal, dan akhirnya menyelesaikan pembangunan candi yang tersisa. Namun sungguh sial, belum selesai pembangunan candi tersebut, pagi sudah datang. Bandung Bondowoso pun gagal memenuhi syarat dari Roro Jonggrang.
    Mengetahui kegagalan Bandung Bondowoso, Roro Jonggrang lalu menghampiri Bandung Bondowoso. “Kamu gagal memenuhi syarat dariku, Bandung Bondowoso”, kata Roro Jonggrang.
    Mendengar kata Roro Jonggrang tersebut, Bandung Bondowoso sangat marah. Dengan nada sangat keras, Bandung Bondowoso berkata: “Kau curang Roro Jonggrang. Sebenarnya engkaulah yang menggagalkan pembangunan seribu candi ini. Oleh karena itu, Engkau aku kutuk menjadi arca yang ada di dalam candi yang keseribu !”
    Berkat kesaktian Bandung Bondowoso, Roro Jonggrang berubah menjadi arca/patung. Wujud arca tersebut hingga kini dapat disaksikan di dalam kompleks candi Prambanan, dan nama candi tersebut dikenal dengan nama candi Roro Jonggrang. Sementara candi-candi yang berada di sekitarnya disebut dengan Candi Sewu atau Candi Seribu.

  9. Mozaya Aysha N. | 7.IT

    Kisah semut dan kepompong

    Dikisahkan di sebuah hutan yang lebat, tinggallah bermacam-macam hewan, mulai dari semut, gajah, harimau, badak, burung dan lainnya. Pada suatu hari datanglah badai yang sangat dahsyat. Badai itu datang seketika sehingga membuat panik seluruh hewan di hutan. Semua hewan panik dan berlari ketakutan menghindari badai tersebut.

    Keesokan harinya, matahari muncul dengan hangatnya dan terdengar kicauan burung dengan merdunya, namun apa yang terjadi? banyak pohon yang tumbang dan berserakan sehingga membuat hutan menjadi berantakan.

    Ada seekor Kepompong sedang menangis dan bersedih akan apa yang terjadi di sebuah pohon yang tumbang. “Hu..huu…betapa sedihnya kita, diterjang badai tapi tak ada satu tempatpun yang aman untuk berlindung..huhu..” sedih sang Kepompong meratapi keadaan.

    Dari balik tanah, muncullah seekor semut dengan sombongnya berkata “Hai kepompong, lihatlah aku, aku terlindungi dari badai kemarin, tidak seperti kau yang ada diatas tanah, lihat tubuhmu, kau hanya menempel di pohon yang tumbang dan tidak bisa berlindung dari badai” kata sang Semut dengan sombongnya.

    Si Semut semakin sombong dan terus berkata demikian kepada semua hewan yang ada di hutan. sampai pada suatu hari si Semut berjalan diatas lumpur hidup. Si Semut tidak tahu kalau ia berjalan diatas lumpur hidup yang bisa menelan dan menariknya kedalam lumpur tersebut.

    “Tolong…tolong….aku terjebak di lumpur hidup..tolong”, teriak si semut. Lalu terdengar suara dari atas, “Kayaknya kamu sedang kesulitan ya, mut?” si Semut menengok ke atas mencari sumber suara tadi, ternyata suara tadi berasal dari seekor kupu-kupu yang terbang diatas lumpur hidup tadi.

    “Siapa kau?” tanya si Semut dengan galau “Aku adalah kepompong yang waktu itu kau hina” jawab si Kupu-kupu. Semut merasa malu sekali dan meminta bantuan si Kupu-kupu untuk menolong dia dari lumpur yang menghisapnya. “Tolong aku kupu-kupu, aku minta maaf waktu itu aku sangat sombong sekali bisa bertahan dari badai cuma hanya karena aku berlindung dibawah tanah”. Si kupu-kupu akhirnya menolong si Semut dan semutpun selamat serta berjanji tidak akan menghina semua makhluk ciptaan Tuhan……

    hikmah yang bisa kita tarik dari dongeng diatas adalah, kita harus menyayangi dan menghormati semua makhluk ciptaan Tuhan. Intinya semua ciptaan Tuhan harus kita kasihi dan tidak boleh kita menghina makhluk yang lain.

  10. Anak Penggembala dan Serigala

    Seorang anak gembala selalu menggembalakan domba milik tuannya dekat suatu hutan yang gelap dan tidak jauh dari kampungnya. Karena mulai merasa bosan tinggal di daerah peternakan, dia selalu menghibur dirinya sendiri dengan cara bermain-main dengan kucing dan memainkan serulingnya.
    Suatu hari ketika dia menggembalakan dombanya di dekat hutan, dia mulai berpikir apa yang harus dilakukannya apabila dia melihat serigala, dia merasa terhibur dengan memikirkan berbagai macam rencana.
    Tuannya pernah berkata bahwa apabila dia melihat serigala menyerang kawanan dombanya, dia harus berteriak memanggil bantuan, dan orang-orang sekampung akan datang membantunya. Anak gembala itu berpikir bahwa akan terasa lucu apabila dia pura-pura melihat serigala dan berteriak memanggil orang sekampungnya datang untuk membantunya. Dan anak gembala itu sekarang walaupun tidak melihat seekor serigala pun, dia berpura-pura lari ke arah kampungnya dan berteriak sekeras-kerasnya, “Serigala, serigala!”
    Seperti yang dia duga, orang-orang kampung yang mendengarnya berteriak, cepat-cepat meninggalkan pekerjaan mereka dan berlari ke arah anak gembala tersebut untuk membantunya. Tetapi yang mereka temukan adalah anak gembala yang tertawa terbahak-bahak karena berhasil menipu orang-orang sekampung.
    Beberapa hari kemudian, anak gembala itu kembali berteriak, “Serigala! serigala!”, kembali siorang-orang kampung yang berlari datang untuk menolongnya, hanya menemukan anak gembala yang tertawa terbahak-bahak kembali.
    Pada suatu sore ketika matahari mulai terbenam, seekor serigala benar-benar datang dan menyambar domba yang digembalakan oleh anak gembala tersebut.
    Dalam ketakutannya, anak gembala itu berlari ke arah kampung dan berteriak, “Serigala! serigala!” Tetapi walaupun orang-orang sekampung mendengarnya berteriak, mereka tidak datang untuk membantunya. “Dia tidak akan bisa menipu kita lagi,” kata mereka.
    Serigala itu akhirnya berhasil menerkam dan memakan banyak domba yang digembalakan oleh sang anak gembala, lalu berlari masuk ke dalam hutan kembali.

    Amanat :
    Pembohong tidak akan pernah di percayai lagi, walaupun saat itu mereka berkata benar.

    Sinopsis :

    Anak pengembala dan Srigala

    Seorang anak selalu menggembala domba milik tuanya.Suatu hari ia merasa bosan akan darerah peternakan ia selalu menyempatkan untuk bermain seruling dan kucingnya.
    Suatu hari ketika dia menggembalakan dombanya di dekat hutan,dia merasa bosan lalu munculah ide bila ia meneriakan “Ada srigala…..,dombaku dimakan srigalaaa” pasti akan heboh dan seru apalagi lucunya orang orang kampung pada keboongan,akhirnya ia meneriakkan kata-kata itu,benar saja orang-orang kampung terbohongi,ia mencobanya berulang ulang,warga kampung pun terus kebohongan,lagi senangnya membohongi warga kampung tiba tiba benar saja ada sekerumunan srigala datang,ia terus berteriak minta tolog ke warga kampung namun warga kampung tidak menhiraukan. Akhirnya pun dombanya habis di makan oleh srigala.

  11. Semut dan Belalang

    Semut dan BelalangPada siang hari di akhir musim gugur, satu keluarga semut yang telah bekerja keras sepanjang musim panas untuk mengumpulkan makanan, mengeringkan butiran-butiran gandum yang telah mereka kumpulkan selama musim panas. Saat itu seekor belalang yang kelaparan, dengan sebuah biola di tangannya datang dan memohon dengan sangat agar keluarga semut itu memberikan sedikit makan untuk dirinya.

    “Apa!” teriak sang Semut dengan terkejut, “tidakkah kamu telah mengumpulkan dan menyiapkan makanan untuk musim dingin yang akan datang ini? Selama ini apa saja yang kamu lakukan sepanjang musim panas?”

    “Saya tidak mempunyai waktu untuk mengumpulkan makanan,” keluh sang Belalang; “Saya sangat sibuk membuat lagu, dan sebelum saya sadari, musim panas pun telah berlalu.”

    Semut tersebut kemudian mengangkat bahunya karena merasa gusar.

    “Membuat lagu katamu ya?” kata sang Semut, “Baiklah, sekarang setelah lagu tersebut telah kamu selesaikan pada musim panas, sekarang saatnya kamu menari!” Kemudian semut-semut tersebut membalikkan badan dan melanjutkan pekerjaan mereka tanpa memperdulikan sang Belalang lagi.

    Ada saatnya untuk bekerja dan ada saatnya untuk bermain.

  12. Anak Penggembala dan Serigala
    Aesop

    Seorang anak gembala selalu menggembalakan domba milik tuannya dekat suatu hutan yang gelap dan tidak jauh dari kampungnya. Karena mulai merasa bosan tinggal di daerah peternakan, dia selalu menghibur dirinya sendiri dengan cara bermain-main dengan anjingnya dan memainkan serulingnya.
    Suatu hari ketika dia menggembalakan dombanya di dekat hutan, dia mulai berpikir apa yang harus dilakukannya apabila dia melihat serigala, dia merasa terhibur dengan memikirkan berbagai macam rencana.u
    tuannya pernah berkata bahwa apabila dia melihat serigala menyerang kawanan dombanya, dia harus berteriak memanggil bantuan, dan orang-orang sekampung akan datang membantunya. Anak gembala itu berpikir bahwa akan terasa lucu apabila dia pura-pura melihat serigala dan berteriak memanggil orang sekampungnya datang untuk membantunya. Dan anak gembala itu sekarang walaupun tidak melihat seekor serigala pun, dia berpura-pura lari ke arah kampungnya dan berteriak sekeras-kerasnya, “Serigala, serigala!”
    Seperti yang dia duga, orang-orang kampung yang mendengarnya berteriak, cepat-cepat meninggalkan pekerjaan mereka dan berlari ke arah anak gembala tersebut untuk membantunya. Tetapi yang mereka temukan adalah anak gembala yang tertawa terbahak-bahak karena berhasil menipu orang-orang sekampung.
    Beberapa hari kemudian, anak gembala itu kembali berteriak, “Serigala! serigala!”, kembali orang-orang kampung yang berlari datang untuk menolongnya, hanya menemukan anak gembala yang tertawa terbahak-bahak kembali.
    Pada suatu sore ketika matahari mulai terbenam, seekor serigala benar-benar datang dan menyambar domba yang digembalakan oleh anak gembala tersebut.
    Dalam ketakutannya, anak gembala itu berlari ke arah kampung dan berteriak, “Serigala! serigala!” Tetapi walaupun orang-orang sekampung mendengarnya berteriak, mereka tidak datang untuk membantunya. “Dia tidak akan bisa menipu kita lagi,” kata mereka.
    Serigala itu akhirnya berhasil menerkam dan memakan banyak domba yang digembalakan oleh sang anak gembala, lalu berlari masuk ke dalam hutan kembali.
    Pembohong tidak akan pernah di percayai lagi, walaupun saat itu mereka berkata benar.

  13. Armando Pradiwinata

    Pada suatu hari, hiduplah sebuah keluarga di pesisir pantai wilayah Sumatra. Keluarga itu mempunyai seorang anak yang diberi nama Malin Kundang. Karena kondisi keluarga mereka sangat memprihatinkan, maka ayah malin memutuskan untuk pergi ke negeri seberang.

    Besar harapan malin dan ibunya, suatu hari nanti ayahnya pulang dengan membawa uang banyak yang nantinya dapat untuk membeli keperluan sehari-hari. Setelah berbulan-bulan lamanya ternyata ayah malin tidak kunjung datang, dan akhirnya pupuslah harapan Malin Kundang dan ibunya.

    Setelah Malin Kundang beranjak dewasa, ia berpikir untuk mencari nafkah di negeri seberang dengan harapan nantinya ketika kembali ke kampung halaman, ia sudah menjadi seorang yang kaya raya. Akhirnya Malin Kundang ikut berlayar bersama dengan seorang nahkoda kapal dagang di kampung halamannya yang sudah sukses.

    Selama berada di kapal, Malin Kundang banyak belajar tentang ilmu pelayaran pada anak buah kapal yang sudah berpengalaman. Malin belajar dengan tekun tentang perkapalan pada teman-temannya yang lebih berpengalaman, dan akhirnya dia sangat mahir dalam hal perkapalan.

    Banyak pulau sudah dikunjunginya, sampai dengan suatu hari di tengah perjalanan, tiba-tiba kapal yang dinaiki Malin Kundang di serang oleh bajak laut. Semua barang dagangan para pedagang yang berada di kapal dirampas oleh bajak laut. Bahkan sebagian besar awak kapal dan orang yang berada di kapal tersebut dibunuh oleh para bajak laut. Malin Kundang sangat beruntung dirinya tidak dibunuh oleh para bajak laut, karena ketika peristiwa itu terjadi, Malin segera bersembunyi di sebuah ruang kecil yang tertutup oleh kayu.

    Malin Kundang terkatung-katung ditengah laut, hingga akhirnya kapal yang ditumpanginya terdampar di sebuah pantai. Dengan sisa tenaga yang ada, Malin Kundang berjalan menuju ke desa yang terdekat dari pantai. Sesampainya di desa tersebut, Malin Kundang ditolong oleh masyarakat di desa tersebut setelah sebelumnya menceritakan kejadian yang menimpanya. Desa tempat Malin terdampar adalah desa yang sangat subur. Dengan keuletan dan kegigihannya dalam bekerja, Malin lama kelamaan berhasil menjadi seorang yang kaya raya. Ia memiliki banyak kapal dagang dengan anak buah yang jumlahnya lebih dari 100 orang. Setelah menjadi kaya raya, Malin Kundang mempersunting seorang gadis untuk menjadi istrinya.

    Setelah beberapa lama menikah, Malin dan istrinya melakukan pelayaran dengan kapal yang besar dan indah disertai anak buah kapal serta pengawalnya yang banyak. Ibu Malin Kundang yang setiap hari menunggui anaknya, melihat kapal yang sangat indah itu, masuk ke pelabuhan. Ia melihat ada dua orang yang sedang berdiri di atas geladak kapal. Ia yakin kalau yang sedang berdiri itu adalah anaknya Malin Kundang beserta istrinya.

    Malin Kundang pun turun dari kapal. Ia disambut oleh ibunya. Setelah cukup dekat, ibunya melihat belas luka dilengan kanan orang tersebut, semakin yakinlah ibunya bahwa yang ia dekati adalah Malin Kundang. “Malin Kundang, anakku, mengapa kau pergi begitu lama tanpa mengirimkan kabar?”, katanya sambil memeluk Malin Kundang. Tetapi Kundang segera melepaskan pelukan ibunya dan mendorongnya hingga terjatuh. “Wanita tak tahu diri, sembarangan saja mengaku sebagai ibuku”, kata Malin Kundang pada ibunya. Malin Kundang pura-pura tidak mengenali ibunya, karena malu dengan ibunya yang sudah tua dan mengenakan baju compang-camping. “Wanita itu ibumu?”, Tanya istri Malin Kundang. “Tidak, ia hanya seorang pengemis yang pura-pura mengaku sebagai ibuku agar mendapatkan harta ku”, sahut Malin kepada istrinya. Mendengar pernyataan dan diperlakukan semena-mena oleh anaknya, ibu Malin Kundang sangat marah. Ia tidak menduga anaknya menjadi anak durhaka. Karena kemarahannya yang memuncak, ibu Malin menengadahkan tangannya sambil berkata “Oh Tuhan, kalau benar ia anakku, aku sumpahi dia menjadi sebuah batu”. Tidak berapa lama kemudian angin bergemuruh kencang dan badai dahsyat datang menghancurkan kapal Malin Kundang. Setelah itu tubuh Malin Kundang perlahan menjadi kaku dan lama-kelamaan akhirnya berbentuk menjadi sebuah batu karang.

  14. Kancil dan Kura-kura

    Cerita rakyat dari Kalimantan Barat.

    Kancil dan kura-kura sudah lama bersahabat. Pada
    suatu hari mereka pergi menangkap ikan disebuah danau.
    Berjumpalah mereka dengan seekor kijang. Kijang
    ingin ikut. Lalu mereka pergi bertiga.

    Sampai disebuah bukit mereka bertemu dengan seekor
    rusa. Rusa juga ingin ikut. Segera rusa bergabung
    dalam rombongan. Dalam perjalanan, disebuah lembah
    berjumpalah mereka dengan seekor babi hutan. Babi
    hutan menayakan apakah ia boleh ikut. “Tentu saja,
    itu gagasan yang baik, daripada hanya berempat lebih
    baik berlima,” jawab kura-kura.

    Setiba di bukit yang berikutnya, berjumpalah mereka
    dengan seekor beruang. Lalu mereka berenam
    melanjutkan perjalanannya. Kemudian mereka bertemu
    dengan seekor badak. “Bagaimana kalau aku ikut,”
    tanya badak. “Mengapa tidak?”, jawab semua. Bahkan
    lalu bergabung pula seekor banteng.

    Kali berikutnya rombongan kancil bertemu dengan seekor
    kerbau yang akhirnya ikut serta. Begitu pula ketika
    mereka bertemu dengan seekor gajah. Demikianlah,
    mereka bersepuluh berjalan berbaris beriringan
    mengikuti kancil dan akhirnya mereka sampai ke danau
    yang dituju. Bukan main banyaknya ikan yang berhasil
    ditangkap. Ikan kemudian disalai dengan mengasapinya
    dengan nyala api sampai kering.

    Keesokan harinya, beruang bertugas menjaga ikan-ikan
    ketika yang lainnya sedang pergi menangkap ikan.
    Tiba-tiba seekor harimau datang mendekat. Tak lama
    kemudian beruang dan harimau terlibat dalam
    perkelahian seru. Beruang jatuh pingsan dan ikan-ikan
    habis disantap harimau.

    Berturut-turut mereka kemudian menugasi gajah,
    banteng, badak, kerbau, babi hutan, rusa dan kijang,
    semuanya menyerah. Sekarang tinggal kura-kura dan
    kancil yang belum terkena giliran menunggu ikan.
    Kura-kura dianggap tidak mungkin berdaya menghadapi
    harimau, maka diputuskanlah kancil yang akan menjaga.

    Sebelum teman-temannya pergi menangkap ikan,
    dimintanya mereka mengumpulkan rotan
    sebanyak-banyaknya. Lalu masing-masing dipotong
    kira-kira satu hasta. Tak lama kemudian tampak kancil
    sedang sibuk membuat gelang kaki, gelang badan, gelang
    lutut dan gelang leher. Sebentar-sebentar kancil
    memandang ke langit seolah-olah ada yang sedang
    diperhatikannya. Harimau terheran-heran, lalu
    perlahan-lahan mendekati si kancil. Kancil pura-pura
    tidak mempedulikan harimau.

    Harimau bertanya, “Buat apa gelang rotan
    bertumpuk-tumpuk itu?”. Jawab kancil, “Siapa yang
    memakai gelang-gelang ini akan dapat melihat apa yang
    sedang terjadi di lagit”. Lalu dia menengadah sambil
    seolah-olah sedang menikmati pemandangan di atas.
    Terbit keinginan harimau untuk dapat juga melihat apa
    yang terjadi di langit.

    Bukan main gembiranya kancil mendengar permintaan
    harimau. Dimintanya harimau duduk di tanah melipat
    tangan dan kaki. Lalu dilingkarinya kedua tangan,
    kedua kaki dan leher harimau dengan gelang-gelang
    rotan sebanyak-banyaknya sehingga harimau tidak dapat
    bergerak lagi.

    Setelah dirasa cukup, rombongan si kancil berniat
    kembali pulang ke rumah, akan tetapi mereka bertengkar
    mengenai bagian masing-masing. Mereka berpendapat,
    siapa yang berbadan besar akan mendapatkan bagian yang
    besar pula. Kancil sebenarnya tidak setuju dengan
    usulan tersebut. Lalu dia mencari akal.

    Tiba-tiba melompatlah kancil dan memberi tanda ada
    marabahaya. Semuanya ketakutan dan terbirit-birit
    melarikan diri. Ada yang jatuh tunggang langgang, ada
    yang terperosok ke lubang dan ada pula yang tersangkut
    akar-akar. Salaipun mereka tinggalkan semua. Hanya
    kancil dan kura-kura yang tidak lari. Berdua mereka
    pulang dan berjalan berdendang sambil membawa
    bungkusan yang sarat.

    ================================================

    “Berkat kecerdasan tinggi, yang lemah jadi kuat dan
    yang ditindas jadi pemenang”.

  15. tazkia fanny azzahra

    nama : tazkia fanny a
    kelas : 7it
    Dua Ekor Kambing

    Suatu hari ada Dua ekor kambing berjalan dengan gagahnya dari arah yang berlawanan di sebuah pegunungan yang curam, saat itu secara kebetulan mereka secara bersamaan masing-masing tiba di tepi jurang yang dibawahnya mengalir air sungai yang sangat deras. Sebuah pohon yang jatuh, telah dijadikan jembatan untuk menyebrangi jurang tersebut. Pohon yang dijadikan jembatan tersebut sangatlah kecil sehingga tidak dapat dilalui secara bersamaan oleh dua ekor tupai dengan selamat, apalagi oleh dua ekor kambing. Jembatan yang sangat kecil itu akan membuat orang yang paling berani pun akan menjadi ketakutan. Tetapi kedua kambing tersebut tidak merasa ketakutan. Rasa sombong dan harga diri mereka tidak membiarkan mereka untuk mengalah dan memberikan jalan terlebih dahulu kepada kambing lainnya.

    Saat salah satu kambing menapakkan kakinya ke jembatan itu, kambing yang lainnya pun tidak mau mengalah dan juga menapakkan kakinya ke jembatan tersebut. Akhirnya keduanya bertemu di tengah-tengah jembatan. Keduanya masih tidak mau mengalah dan malahan saling mendorong dengan tanduk mereka sehingga kedua kambing tersebut akhirnya jatuh ke dalam jurang dan tersapu oleh aliran air yang sangat deras di bawahnya.

    Lebih baik mengalah daripada mengalami nasib sial karena keras kepala.

  16. Timun Mas
    Pada suatu sore pergilah mbok Sarni ke hutan untuk mencari kayu, dan ditengah jalan mbok Sarni bertemu dengan raksasa yang sangat besar sekali. “Hei, mau kemana kamu?”, tanya si Raksasa. “Aku hanya mau mengumpulkan kayu bakar, jadi ijinkanlah aku lewat”, jawab mbok Sarni. “Hahahaha…. kamu boleh lewat setelah kamu memberiku seorang anak manusia untuk aku santap”, kata si Raksasa. Lalu mbok Sarni menjawab, “Tetapi aku tidak mempunyai anak”.
    Setelah mbok Sarni mengatakan bahwa dia tidak punya anak dan ingin sekali punya anak, maka si Raksasa memberinya biji mentimun. Raksasa itu berkata, “Wahai wanita tua, ini aku berikan kamu biji mentimun. Tanamlah biji ini di halaman rumahmu, dan setelah dua minggu kamu akan mendapatkan seorang anak. Tetapi ingat, serahkan anak itu padaku setelah usianya enam tahun”.
    Setelah dua minggu, mentimun itu nampak berbuah sangat lebat dan ada salah satu mentimun yang cukup besar. Mbok Sarni kemudian mengambilnya , dan setelah dibelah ternyata isinya adalah seorang bayi yang sangat cantik jelita. Bayi itu kemudian diberi nama timun emas.
    Semakin hari timun emas semakin tumbuh besar, dan mbok Sarni sangat gembira sekali karena rumahnya tidak sepi lagi. Semua pekerjaannya bisa selesai dengan cepat karena bantuan timun emas.
    Akhirnya pada suatu hari datanglah si Raksasa untuk menagih janji. Mbok Sarni sangat ketakutan, dan tidak mau kehilangan timun emas. Kemudian mbok Sarni berkata, “Wahai raksasa, datanglah kesini dua tahun lagi. Semakin dewasa anak ini, maka semakin enak untuk di santap”. Si Raksasa pun setuju dan meninggalkan rumah mbok Sarni.
    Waktu dua tahun bukanlah waktu yang lama, karena itu tiap hari mbok Sarni mencari akal bagaimana caranya supaya anaknya tidak dibawa si Raksasa. Hati mbok Sarni sangat cemas sekali, dan akhirnya pada suatu malam mbok Sarni bermimpi. Dalam mimpinya itu, ia diberitahu agar timun emas menemui petapa di Gunung.
    Pagi harinya mbok Sarni menyuruh timun emas untuk segera menemui petapa itu. Setelah bertemu dengan petapa, timun emas kemudian bercerita tentang maksud kedatangannya. Sang petapa kemudian memberinya empat buah bungkusan kecil yang isinya biji mentimun, jarum, garam, dan terasi. “Lemparkan satu per satu bungkusan ini, kalau kamu dikejar oleh raksasa itu”, perintah petapa. Kemudian timun meas pulang ke rumah, dan langsung menyimpan bungkusan dari sang petapa.
    Paginya raksasa datang lagi untuk menagih janji. “Wahai wanita tua, mana anak itu? Aku sudah tidak tahan untuk menyantapnya”, teriak si Raksasa. Kemudian mbok Sarni menjawab, “Janganlah kau ambil anakku ini wahai raksasa, karena aku sangat sayang padanya. Lebih baik aku saja yang kamu santap”. Raksasa tidak mau menerima tawaran dari mbok Sarni itu, dan akhirnya marah besar. “Mana anak itu? Mana timun emas?”, teriak si raksasa.
    Karena tidak tega melihat mbok Sarni menangis terus, maka timun emas keluar dari tempat sembunyinya. “Aku di sini raksasa, tangkaplah aku jika kau bisa!!!”, teriak timun emas.
    Raksasapun mengejarnya, dan timun emas mulai melemparkan kantong yang berisi mentimun. Sungguh ajaib, hutan menjadi ladang mentimun yang lebat buahnya. Raksasapun menjadi terhambat, karena batang timun tersebut terus melilit tubuhnya. Tetapi akhirnya si raksasa berhasil bebas juga, dan mulai mngejar timun emas lagi. Lalu timun emas menaburkan kantong kedua yang berisi jarum, dalam sekejap tumbuhlan pohon-pohon bambu yang sangat tinggi dan tajam. Dengan kaki yang berdarah-darah karena tertancap bambu tersebut si raksasa terus mengejar.
    Kemudian timun emas membuka bingkisan ketiga yang berisi garam. Seketika itu hutanpun menjadi lautan luas. Tetapi lautan itu dengan mudah dilalui si raksasa. Yang terakhir Timun Emas akhirnya menaburkan terasi, seketika itu terbentuklah lautan lumpur yang mendidih, dan si raksasa tercebur di dalamnya. Akhirnya raksasapun mati.
    Timun Emas mengucap syukur kepada Tuhan YME, karena sudah diselamatkan dari raksasa yang kejam. Akhirnya Timun Emas dan Mbok Sarni hidup bahagia dan damai.
    Sinopsis :
    Timun Mas

    Pada suatu sore mbok Sarni pergi ke hutan untuk mencari kayu. Dan ditengah perjalannan mbok Sarni bertemu dengan raksasa yang sangat besar sekali.Sebelum mbok Sarni lewat ada raksasa yang menghalangi mbok Sarni kehutan,ternyata raksasa menginginkan mbok Sarni menyerah kan anak nya.

    Mbok Sarni mengatakan kepada raksasa tidak punya anak.Kemudian raksasa itu memberikan sebuah biji timun yang akan mendapatkan seorang anak kepada mbok Sarni.Setelah itu raksasa berkata”jika anak ini sudah 6 tahun serahkan pada ku.Setelah beberapa minggu anak itu pun keluar dari timun dan tumbuh menjadi gadis yang cantik.Setelah beberapa tahun akhir nya anak itu berumur 6 tahun,raksasa pun menepati janjinya.Yaitu mbok Sarni harus menyerah kan anak itu kepada anak nya.

  17. Dian Savira Ardyasari

    Dahulu kala,hiduplah ibu babi dan ketiga anaknya. Anak yang sulung sangat pemalas. Anak yang tengah sangat rakus. Tetapi,anak babi yang bungsu lain,ia sering bekerja keras dan juga pintar. Suatu hari,ibu babi menyuruh ketiga anaknya membuat rumah sendiri-sendiri. Anak sulung membuat rumah dari jerami. Anak tengah membuat rumah dari kayu. Dan anak bungsu membuat rumah dari batu bata. Saat semua rumah ketiga anak babi itu telah jadi,mereka segera masuk kedalam rumahnya masing-masing. Rupanya,ada seekor serigala buas sedang mengintai mereka bertiga. Serigala buas itu pergi ke rumah anak sulung. Anak sulung yang sangat ketakutan pada saat itu,segera mengunci pintu. Tetapi tetap saja,serigala meniupkan angin kencang dan rumah anak babi sulung pun hancur. Anak sulung berlari sekencang kencangnya menuju rumah babi tengah. Anak babi tengah segera bersembunyi dirumahnya bersama kakaknya lalu mengunci pintu. Serigala yang cerdik itu mendobrak rumah babi tengah dan seketika rumahnya hancur. Anak sulung dan anak tengah segera pergi kerumah babi bungsu. Setelah semua bersembunyi,babi bungsu mengunci pintu. Serigala pun mendobrak dinding rumah babi bungsu yang keras itu. Serigala malah kesakitan dan pergi.
    Keesokan harinya,pada saat ketiga babi kecil itu akan bermain,mereka bertemu dengan serigala yang kemarin. Mereka berdua segera memanjat pohon apel. Serigala berusaha untuk memanjat pohon apel tetapi tidak bisa. Anak bungsu melemparkan buah apel yang segar kepada serigala. Serigala yang kelaparan itu segera mengejar buah apel yang dilempar anak bungsu. Lalu,ketiga babi kecil itu berlari menuju rumah anak bungsu yang kuat. Serigala mengejar ketiga anak babi itu tapi terlambat. Pintu rumah anak babi bungsu sudah dikunci. Serigala mempunyai akal untuk masuk kedalam rumah melalui cerobong asap,tapi si anak bungsu segera menyalakan tungku api. Ekor serigala pun terbakar dan serigala lari terbirit birit.

  18. wahyu satrio nugroho

    Dongeng
    Sinopsis Dongeng Malin Kundang
    Pada suatu hari, hiduplah sebuah keluarga di pesisir pantai wilayah Sumatra. Keluarga itu mempunyai seorang anak yang diberi nama Malin Kundang. Karena kondisi keluarga mereka sangat memprihatinkan, maka ayah malin memutuskan untuk pergi ke negeri seberang.

    Besar harapan malin dan ibunya, suatu hari nanti ayahnya pulang dengan membawa uang banyak yang nantinya dapat untuk membeli keperluan sehari-hari. Setelah berbulan-bulan lamanya ternyata ayah malin tidak kunjung datang, dan akhirnya pupuslah harapan Malin Kundang dan ibunya.

    Setelah Malin Kundang beranjak dewasa, ia berpikir untuk mencari nafkah di negeri seberang dengan harapan nantinya ketika kembali ke kampung halaman, ia sudah menjadi seorang yang kaya raya. Akhirnya Malin Kundang ikut berlayar bersama dengan seorang nahkoda kapal dagang di kampung halamannya yang sudah sukses.

    Selama berada di kapal, Malin Kundang banyak belajar tentang ilmu pelayaran pada anak buah kapal yang sudah berpengalaman. Malin belajar dengan tekun tentang perkapalan pada teman-temannya yang lebih berpengalaman, dan akhirnya dia sangat mahir dalam hal perkapalan.

    Banyak pulau sudah dikunjunginya, sampai dengan suatu hari di tengah perjalanan, tiba-tiba kapal yang dinaiki Malin Kundang di serang oleh bajak laut. Semua barang dagangan para pedagang yang berada di kapal dirampas oleh bajak laut. Bahkan sebagian besar awak kapal dan orang yang berada di kapal tersebut dibunuh oleh para bajak laut. Malin Kundang sangat beruntung dirinya tidak dibunuh oleh para bajak laut, karena ketika peristiwa itu terjadi, Malin segera bersembunyi di sebuah ruang kecil yang tertutup oleh kayu.

    Malin Kundang terkatung-katung ditengah laut, hingga akhirnya kapal yang ditumpanginya terdampar di sebuah pantai. Dengan sisa tenaga yang ada, Malin Kundang berjalan menuju ke desa yang terdekat dari pantai. Sesampainya di desa tersebut, Malin Kundang ditolong oleh masyarakat di desa tersebut setelah sebelumnya menceritakan kejadian yang menimpanya. Desa tempat Malin terdampar adalah desa yang sangat subur. Dengan keuletan dan kegigihannya dalam bekerja, Malin lama kelamaan berhasil menjadi seorang yang kaya raya. Ia memiliki banyak kapal dagang dengan anak buah yang jumlahnya lebih dari 100 orang. Setelah menjadi kaya raya, Malin Kundang mempersunting seorang gadis untuk menjadi istrinya.

    Setelah beberapa lama menikah, Malin dan istrinya melakukan pelayaran dengan kapal yang besar dan indah disertai anak buah kapal serta pengawalnya yang banyak. Ibu Malin Kundang yang setiap hari menunggui anaknya, melihat kapal yang sangat indah itu, masuk ke pelabuhan. Ia melihat ada dua orang yang sedang berdiri di atas geladak kapal. Ia yakin kalau yang sedang berdiri itu adalah anaknya Malin Kundang beserta istrinya.

    Malin Kundang pun turun dari kapal. Ia disambut oleh ibunya. Setelah cukup dekat, ibunya melihat belas luka dilengan kanan orang tersebut, semakin yakinlah ibunya bahwa yang ia dekati adalah Malin Kundang. “Malin Kundang, anakku, mengapa kau pergi begitu lama tanpa mengirimkan kabar?”, katanya sambil memeluk Malin Kundang. Tetapi Kundang segera melepaskan pelukan ibunya dan mendorongnya hingga terjatuh. “Wanita tak tahu diri, sembarangan saja mengaku sebagai ibuku”, kata Malin Kundang pada ibunya. Malin Kundang pura-pura tidak mengenali ibunya, karena malu dengan ibunya yang sudah tua dan mengenakan baju compang-camping. “Wanita itu ibumu?”, Tanya istri Malin Kundang. “Tidak, ia hanya seorang pengemis yang pura-pura mengaku sebagai ibuku agar mendapatkan harta ku”, sahut Malin kepada istrinya. Mendengar pernyataan dan diperlakukan semena-mena oleh anaknya, ibu Malin Kundang sangat marah. Ia tidak menduga anaknya menjadi anak durhaka. Karena kemarahannya yang memuncak, ibu Malin menengadahkan tangannya sambil berkata “Oh Tuhan, kalau benar ia anakku, aku sumpahi dia menjadi sebuah batu”. Tidak berapa lama kemudian angin bergemuruh kencang dan badai dahsyat datang menghancurkan kapal Malin Kundang. Setelah itu tubuh Malin Kundang perlahan menjadi kaku dan lama-kelamaan akhirnya berbentuk menjadi sebuah batu karang.

    Alur : Maju

    Latar
    – tempat : di pesisir pantai wilayah Sumatra, di tengah laut, di kapal laut, di pelabuhan
    – waktu : setelah Malin beranjak dewasa, selama berada di kapal, setelah beberapa lama menikah.

    Tokoh : Malin Kundang, Ibu Malin Kundang, Istri Malin Kundang, Bajak Laut.

    Pesan Moral
    Sebagai seorang anak, jangan pernah melupakan semua jasa orangtua terutama kepada seorang Ibu yang telah mengandung dan membesarkan anaknya, apalagi jika sampai menjadi seorang anak yang durhaka. Durhaka kepada orangtua merupakan satu dosa besar yang nantinya akan ditanggung sendiri oleh anak.

    sumber : http://alphapa.blogspot.com/2012/09/dongeng-malin-kundang.html
    Ringkasan
    Setelah malin kundang kaya, malin kundang menjadi sombong. Keteika ia bertemu ibunya ia merasa jijik dengan pakjaian ibunya. Malin kundang berpura-pura utuk menjadi anaknya. Lalu ibu malin kundang marah besar, lalu ia mengutuknya menjadi batu. Lalu jadilah malin kundang menjadi batu.

  19. alifvia kityn zalzabilla

    Donggeng semut dan belalang

    Pada siang hari di akhir musim gugur, satu keluarga semut yang telah bekerja keras sepanjang musim panas untuk mengumpulkan makanan, mengeringkan butiran-butiran gandum yang telah mereka kumpulkan selama musim panas. Saat itu seekor belalang yang kelaparan, dengan sebuah biola di tangannya datang dan memohon dengan sangat agar keluarga semut itu memberikan sedikit makan untuk dirinya.

    “Apa!” teriak sang Semut dengan terkejut, “tidakkah kamu telah mengumpulkan dan menyiapkan makanan untuk musim dingin yang akan datang ini? Selama ini apa saja yang kamu lakukan sepanjang musim panas?”

    “Saya tidak mempunyai waktu untuk mengumpulkan makanan,” keluh sang Belalang; “Saya sangat sibuk membuat lagu, dan sebelum saya sadari, musim panas pun telah berlalu.”

    Semut tersebut kemudian mengangkat bahunya karena merasa gusar.

    “Membuat lagu katamu ya?” kata sang Semut, “Baiklah, sekarang setelah lagu tersebut telah kamu selesaikan pada musim panas, sekarang saatnya kamu menari!” Kemudian semut-semut tersebut membalikkan badan dan melanjutkan pekerjaan mereka tanpa memperdulikan sang Belalang lagi.

    Ada saatnya untuk bekerja dan ada saatnya untuk bermain.

  20. Kisah kancil & kuda yang sombng

    Zaman dahulu ada se ekor kura-kura, manusia, dan hewan lainnya yang selalu berbagi dan hidup rukun di hutan yang sejuk. Di saat sore hari selagi si kancil berjalan sendiri, ada kuda yang berlari begitu cepat sampai mendahului si kancil, sambil mengejek si kancil dengan kata yang membuat kancil tersinggung dan juga membuat kancil untuk mengjak lomba lari dengan kuda tersebut pada esok harinya. Esok harinya mereka pun berkumpul dengan teman-teman lainnya. Saat pertandingan dimulai teman-teman kancil menyemangati si kancil. Namun pada saat ditengah perjalanan kuda pun tertidur di sebuah pohon apel karena si kuda sudah tidak kuat lagi. Dan akhirnya si kancil pun menjadi pemenang.

  21. Muhammad Ilham M.D

    Dua Angsa Undan dan Seekor Kura – Kura

    Dahulu kala, di suatu danau di kota Magdha, hidup seekor kura-kura. Dua ekor angsa undan juga hidup di dekat sana. Mereka bertiga adalah teman yang sangat akrab.
    Pada suatu hari, beberapa nelayan tiba di sana dan berkata, “Kita akan datang ke sini besok pagi dan menangkap ikan dan kura-kura.”
    Pada waktu kura-kura mendengarnya, dia berkata kepada angsa-angsa undan, ” Apakah kalian dengar apa yang dikatakan nelayan-nelayan tadi. Apa yang akan kita lakukan sekarang?’
    “Kami akan melakukan apa yang terbaik”. “Saya sudah pernah melewati waktu yang sangat mengerikan dahulu”, kata kura-kura. “Jadi bisakah engkau membantu saya pergi hari ini ke danau yang lain?”
    “Tapi itu tidak aman untuk kamu dengan merangkak ke danau yang lain”, kata angsa-angsa undan.
    “Baik, kamu bisa mengangkat saya ke sana dengan menumpang dua di antara kamu” jawab kura-kura sambil merasa bahagia sekali dengan dirinya sendiri.
    “Bagaimana kita bisa melakukannya?” Tanya angsa-angsa undan.
    “Masing-masing bisa memegang ujung kayu di paruhmu sementara saya memegang kayu tengahnya di mulutku. Kemudian jika kamu terbang, saya bisa ikut dengan kamu”, kata kura-kura.
    “Rencana yang bagus sekali”, kata angsa-angsa undan. “Tapi ini juga sangat berbahaya karena kalau kamu membuka mulutmu untuk bicara, kamu akan terjatuh.”
    “Apakah kamu mengira saya begitu bodoh?” Tanya kura-kura.
    Kemudian pada waktu angsa-angsa undan itu terbang sambil mengangkat temannya si kura-kura di kayu, mereka terlihat oleh beberapa orang penggembala sapi yang berada di bawah.
    Karena terkejut, para penggembala itu berkata, “Sesuatu yang aneh, lihatlah! Angsa-angsa undan sedang membawa kura-kura ke suatu tempat.”
    “Wah, kalau kura-kura itu jatuh kita akan memanggangnya”, kata salah satu gembala sapi.
    “Saya akan memotong dia menjadi bagian-bagian kecil dan memakannya” kata yang lain.
    Mendengar kata-kata yang begitu kasar dari para gembala sapi, kura-kura lupa di mana dia sedang berada kemudian berteriak dengan marah, “Kamu akan makan aku.”
    Pada saat dia membuka mulutnya, ia kehilangan genggamannya dan dia pun jatuh terpelanting ke tanah dan langsung disambar oleh gembala sapi kemudian dibunuh.
    Angsa-angsa undan dengan sedih melihat kehancuran teman mereka (si kura-kura) dan dengan putus asa mengharap bahwa dia seharusnya mendengar nasihat mereka untuk tidak membuka mulutnya.
    Oleh karenanya, nasehat yang baik itu tidaklah ternilai harganya.

    Sinopsis ( Ringkasan )
    Seekor kura – kura dan dua angsa undan tinggal di danau di kota Magdha. Mereka bertiga adalah teman yang sangat dekat dan akrab sekali. Dan ketika seekor kura – kura dan dua angsa undan sedang berjalan – jalan di dekat danau, tiba – tiba kura – kura mendengar perkataan nelayan bahwa nelayan itu akan menangkap ikan dan kura – kura untuk dimakan nelayan itu. Setelah kura – kura mendengar perkataan nelayan itu, ia meminta tolong kepada dua angsa undan untuk membawanya pergi ke danau yang lainnya, tetapi dua angsa itu menolaknya, karena itu akan membahayakan nyawa kura – kura tersebut, tetapi kura – kura tersebut meminta kepada dua angsa tersebut untuk membawa kura – kura ke danau yang lainnya dengan masing – masing menaruh ujung kayu tersebut di paruh dua angsa undan tersebut, sedangkan kura – kura memegang kayu tersebut dimulutnya. Dan kemudian dua angsa undan tersebut menyetujuinya, tetapi dua angsa undan berkata bahwa itu akan berbahaya jika kura – kura tersebut membuka mulutnya ketika berbicara, dan kura – kura berkata kepada dua angsa undan itu bahwa ia tidak sebodoh itu. Disaat perjalanan, seorang pengembala melihat dua angsa undan membawa seekor kura – kura. Dan nelayan berkata jika kura – kura itu terjatuh ia akan memanggang dan memakannya lalu di potong sampai bagian – bagian kecil. Dan ketika kura – kura mendengar perkataan para pengembala sapi itu, kura – kura sangat emosi, dan kura kura itu lupa dimana ia sedang berada kemudian ia berteriak dengan marah, pada saat itu kura – kura membuka mulutnya, ia kehilangan genggamannya dan dia pun jatuh terpelanting ke tanah dan langsung disambar oleh gembala sapi kemudian dibunuh. Dan angsa – angsa undan itu sangat bersedih melihat kehancuran temannya.

  22. adhiya syahbani faishal rozan

    Putri bulan
    Pada suatu hari teman Hou I menceritakan tentang “Pil abadi” terus Hou I mengirim utusannya untuk mengambil pil tersebut di tempat Ratu Barat. Ratu tersebut berada di sebuah gua, tampangnya sangat jelek giginya panjang bagaikan taring harimau lagipula dia mempunyai 9 ekor.didalam gua tersebut dia menghabiskan waktunya untuk meramu obat,daun dan bunga.
    ”katakan pada majikan mu obat ini sangat kuat dan jangan diminum saat bulan purnama” mahkluk tersebut.ternyata Hou I melanggar perintah tersebut. Dia meminum pil tersebut pada bulan purnama tiba tiba kakinya terasa sangat ringan tiba-tiba dia pun terbang dengan cepat dia pun sudah sampai ke bulan.
    dia sangat sedih karena tidak bisa bertemu sang suami. Di bulan dengan sedihnya dia membangyun rumah dibulan. Dia sendirian dan kesepian.

  23. Muamar Asnan Firdaus

    Burung Gagak dan Sebuah Kendi

    Pada suatu musim kemarau, dimana saat itu burung-burungpun sangat sulit mendapatkan sedikit air untuk diminum, seekor burung gagak menemukan sebuah kendi yang berisikan sedikit air. Tetapi kendi tersebut merupakan sebuah kendi yang tinggi dengan leher kendi sempit. Bagaimanapun burung gagak tersebut berusaha untuk mencoba meminum air yang berada dalam kendi, dia tetap tidak dapat mencapainya. Burung gagak tersebut hampir merasa putus.
    Kemudian tiba-tiba sebuah ide muncul dalam benaknya. Dia lalu mengambil kerikil yang ada di samping kendi, kemudian menjatuhkannya ke dalam kendi satu persatu. Setiap kali burung gagak itu memasukkan kerikil ke dalam kendi, permukaan air dalam kendipun berangsur-angsur naik dan bertambah tinggi hingga akhirnya air tersebut dapat di capai oleh sang burung Gagak.
    Walaupun sedikit, pengetahuan bisa menolong diri kita pada saat yang tepat.

  24. Kerbau dan Kambing
    Seekor kerbau jantan berhasil lolos dari serangan seekor singa dengan cara memasuki sebuah gua dimana gua tersebut sering digunakan oleh kumpulan kambing sebagai tempat berteduh dan menginap saat malam tiba ataupun saat cuaca sedang memburuk. Saat itu hanya satu kambing jantan yang ada di dalam gua tersebut. Saat kerbau masuk kedalam gua, kambing jantan itu menundukkan kepalanya, berlari untuk menabrak kerbau tersebut dengan tanduknya agar kerbau jantan itu keluar dari gua dan dimangsa oleh sang Singa. Kerbau itu hanya tinggal diam melihat tingkah laku sang Kambing. Sedang diluar sana, sang Singa berkeliaran di muka gua mencari mangsanya.
    Lalu sang kerbau berkata kepada sang kambing, “Jangan berpikir bahwa saya akan menyerah dan diam saja melihat tingkah lakumu yang pengecut karena saya merasa takut kepadamu. Saat singa itu pergi, saya akan memberi kamu pelajaran yang tidak akan pernah kamu lupakan.”
    Sangatlah jahat, mengambil keuntungan dari kemalangan orang lain.

  25. 1) Kerbau dan Kambing

    Seekor kerbau jantan berhasil lolos dari serangan seekor singa dengan cara memasuki sebuah gua dimana gua tersebut sering digunakan oleh kumpulan kambing sebagai tempat berteduh dan menginap saat malam tiba ataupun saat cuaca sedang memburuk. Saat itu hanya satu kambing jantan yang ada di dalam gua tersebut. Saat kerbau masuk kedalam gua, kambing jantan itu menundukkan kepalanya, berlari untuk menabrak kerbau tersebut dengan tanduknya agar kerbau jantan itu keluar dari gua dan dimangsa oleh sang Singa. Kerbau itu hanya tinggal diam melihat tingkah laku sang Kambing. Sedang diluar sana, sang Singa berkeliaran di muka gua mencari mangsanya.

    Lalu sang kerbau berkata kepada sang kambing, “Jangan berpikir bahwa saya akan menyerah dan diam saja melihat tingkah lakumu yang pengecut karena saya merasa takut kepadamu. Saat singa itu pergi, saya akan memberi kamu pelajaran yang tidak akan pernah kamu lupakan.”

    Sangatlah jahat, mengambil keuntungan dari kemalangan orang lain.

  26. Bawang merah dan Putih
    Jaman dahulu kala,di sebuah desa terdiri dari ayah, ibu dan seorang gadis remaja yang cantik jelita bernama bawang putih. Mereka adalah keluarga yang bahagia dan rukun,namun suatu hari, ibu bawang putih sakit keras dan meninggal.
    Di desa itu pun tinggal seorang janda yang mempunyai anak bernama bawang merah. Dan ibu si bawang merah pun sering berkunjung ke rumah bawang putih. Dan akhirnya ayah bawang putih mungkin lebih baik menikah dengan ibu bawang merah.
    Dengan seiring waktu, akhirnya mereka menikah. Awal-awalnya ibunya dengan bawang putih baik, namun seiring waktu sifat asli mereka muncul. Mereka kerap memarahi bawang putih dan memberikan pekerjaan yang berat jika ayah bawang putih sedang pergi berdagang.
    Suatu hari, ayah bawang putih jatuh dan meninggal dunia. Sejak saat itu, bawang putih di anggap sebagai pembantu di rumah mereka. Namun bawang putih melakukan dengan bahagia dan dengan senang.
    Besoknya bawang putih mencuci pakaian di sungai dan tiba-tiba pakaian nya hanyut dan pulang-pulang bawang putih pun kena marah. Akhirnya bawang putih mencari pakaian yang hanyut dan bertemu dengan sosok nenek tua yang kesepian. Akhirnya mereka mencapai janji dan bawang putih pun tinggal selama 1 minggu.
    1 minggu pun berlalu dan bawang putih pun mengambil pakaian ibunya dan beranjak pergi. Tetapi sebelum itu, bawang putih di beri 1 dari 2 labu yang ada. Sesampai rumah bawang putih pun memotong labu tersebut dan kaget melihat isi labu tersebut.
    Akhirnya bawang merah pun merasa serakah dan kembali ke tempat nenek tersebut. 1 minggu pun berlalu, bawang merah pun mendapat labu yang sangat besar. Sesampai di rumah, bawang merah segera membuka labu tersebut. Ternyata isi tersebut berupa ular,kolojengking, dsb. Mereka pun tewas terkena hewan tersebut.

  27. Muhammad Reza Adiputera Ananta

    Timun Mas

    Mbok Sirni namanya, ia seorang janda yang menginginkan seorang anak agar dapat membantunya bekerja.

    Suatu hari ia didatangi oleh raksasa yang ingin memberi seorang anak dengan syarat apabila anak itu berusia enam tahun harus diserahkan kera raksasa itu untuk disantap.
    Mbok Sirnipun setuju. Raksasa memberinya biji mentimun agar ditanam dan dirawat setelah dua minggu diantara buah ketimun yang ditanamnya ada satu yang paling besar dan berkilau seperti emas.

    Kemudian Mbok Sirni membelah buah itu dengan hati-hati. Ternyata isinya seorang bayi cantik yang diberi nama timun emas.

    Semakin hari timun emas tumbuh menjadi gadis jelita. Suatu hari datanglah raksasa untuk menagih janji Mbok sirni amat takut kehilangan timun emas, dia mengulur janji agar raksasa datang 2 tahun lagi, karena semakin dewasa,semakin enak untuk disantap, raksasa pun setuju.

    Mbok Sirnipun semakin sayang pada timun emas, setiap kali ia teringat akan janinya hatinyapun menjadi cemas dan sedih.

    Suatu malam mbok sirni bermimpi, agar anaknya selamat ia harus menemui petapa di Gunung Gundul. Paginya ia langsung pergi. Di Gunung Gundul ia bertemu seorang petapa yang memberinya 4 buah bungkusan kecil, yaitu biji mentimun, jarum, garam,dan terasi sebagai penangkal. Sesampainya dirumah diberikannya 4 bungkusan tadi kepada timun emas, dan disuruhnya timun emas berdoa.

    Paginya raksasa datang lagi untuk menagih janji. Timun emaspun disuruh keluar lewat pintu belakang untuk Mbok sirni.

    Raksasapun mengejarnya. Timun emaspun teringat akan bungkusannya, maka ditebarnya biji mentimun.

    Sungguh ajaib, hutan menjadi ladang mentimun yang lebat buahnya. Raksasapun memakannya tapi buah timun itu malah menambah tenaga raksasa.
    Lalu timun emas menaburkan jarum, dalam sekejap tumbuhlan pohon-pohon banbu yang sangat tinggi dan tajam.

    Dengan kaki yang berdarah-darah raksasa terus mengejar. Timun emaspun membuka bingkisan garam dan ditaburkannya.

    Seketika hutanpun menjadi lautan luas. Dengan kesakitannya raksasa dapat melewati.
    Yang terakhit Timun Emas akhirnya menaburkan terasi, seketika terbentuklah lautan lumpur yang mendidih, akhirnya raksasapun mati.

    ” Terimakasih Tuhan, Engkau telah melindungi hambamu ini ” Timun Emas mengucap syukur. Akhirnya Timun Emas dan Mbok Sirni hidup bahagia dan damai.

    Ringkasan :

    Mbok Sirni didatangi raksasa. Raksasa itu memberi seorang anak perempuan. Tetapi dengan syarat, nanti bila sudah besar, anak itu harus dikembalikan kembali ke raksasa. Raksasa akhirnya memberi sebuah biji mentimun kepada Mbok Sirni. Dibelahnya biji tersebut oleh Mbok Sirni. Isinya adalah seorang bayi perempuan. Mbok Sirni memberinya nama Timun Mas. Semakin lama, Timun Mas tumbuh semakin besar dan semakin cantik. Suatu hari, Raksasa kembali untuk menagih janji. Tapi, Mbok Sirni menjanjikan dia akan mengembalikannya 2 tahun lagi. Suatu malam, Mbok Sirni bermimpi. Dia pergi ke Gunung Gundul yang di dalam mimpinya adalah cara menyelamatkan Timun Mas. Akhirnya, Mbok Sirni pergi ke Gunung Gundul dan menemukan 4 buah bungkusan kecil yang berisi biji timun, jarum, garam, dan terasi. Setelah menemukan 4 buah bungkusan itu, Mbok Sirni pulang dan menyuruh anaknya berdoa. Raksasa kembali untuk menagih janji. Mbok Sirni menyuruh Timun Mas dan menyuruhnya melarikan diri. Raksasa tahu dan mengejar Timun Mas. Timun Mas ingat akan 4 buah bungkusan tersebut. Sungguh ajaib yang terjadi. Setelah Raksasa mati, dia sujud syukur dan selamat.

  28. muhamad kahli reuben

    Pada suatu hari sang Raja Hutan “Singa” ditembak oleh seorang pemburu, penghuni hutan rimba jadi gelisah. Mereka tidak mempunyai Raja lagi. Selang beberapa lama seluruh penghuni hutan rimba berkumpul untuk memilih Raja yang baru.
    Pertama yang dicalonkan adalah Macan Tutul, tetapi macan tutul menolak.
    “Jangan, melihat manusia saja aku sudah lari tunggang langgang,” ujarnya.
    “Kalau gitu Badak saja, kau kan amat kuat,” kata binatang lain.
    “Tidak-tidak, penglihatanku kurang baik, aku telah menabrak pohon berkali-kali.” ujar sang Badak.
    “Oh, mungkin Gajah saja yang jadi Raja, badan kau kan besar..”, ujar binatang-binatang lain.
    “Aku tidak bisa berkelahi dan gerakanku amat lambat,” sahut gajah.

    Binatang-binatang menjadi bingung, mereka belum menemukan raja pengganti. Ketika hendak bubar, tiba-tiba kera berteriak, “Manusia saja yang menjadi raja, ia kan yang sudah membunuh Singa”.
    “Tidak mungkin,” jawab tupai.
    “Coba kalian semua perhatikan aku?, aku mirip dengan manusia bukan ?, maka akulah yang cocok menjadi raja,” ujar kera.
    Setelah melalui perundingan, penghuni hutan sepakat Kera menjadi raja yang baru. Setelah diangkat menjadi raja, tingkah laku Kera sama sekali tidak seperti Raja. Kerjanya hanya bermalas-malasan sambil menyantap makanan yang lezat-lezat.
    Penghuni binatang menjadi kesal, terutama srigala. Srigala berpikir, “bagaimana si kera bisa menyamakan dirinya dengan manusia ya?, badannya saja yang sama, tetapi otaknya tidak”.
    Srigala mendapat ide. Suatu hari, ia menghadap kera. “Tuanku, saya menemukan makanan yang amat lezat, saya yakin tuanku pasti suka. Saya akan antarkan tuan ke tempat itu,” ujar srigala. Tanpa pikir panjang, kera, si Raja yang baru pergi bersama srigala. Di tengah hutan, teronggok buah-buahan kesukaan kera. Kera yang tamak langsung menyergap buah-buahan itu. Ternyata, si kera langsung terjeblos ke dalam tanah. Makanan yang disergapnya ternyata jebakan yang dibuat manusia.
    “Tolong?tolong,” teriak kera, sambil berjuang keras agar bisa keluar dari perangkap.
    “Hahahaha! Tak pernah kubayangkan, seorang raja bisa berlaku bodoh, terjebak dalam perangkap yang dipasang manusia, Raja seperti kera mana bisa melindungi rakyatnya,” ujar srigala dan binatang lainnya. Tak berapa lama setelah binatang-binatang meninggalkan kera, seorang pemburu datang ke tempat itu. Melihat ada kera di dalamnya, ia langsung membawa tangkapannya ke rumah.
    Pesan Moral : Perlakukanlah teman-teman kita dengan baik, janganlah sombong dan bermalas-malasan. Jika kita sombong dan memperlakukan teman-teman semena-mena, nantinya tidak akan mempunyai teman lag
    Rinkasan;
    Di sebuah hutan ada sebuah sang raja hutan di tembang sang raja huttan oelh pemburu sampai mati penghuni hutan tersebut gelisah karena tiidak menpunyai raja lagi. . Selang beberapa lama seluruh penghuni hutan rimba berkumpul untuk memilih Raja yang baru.
    Pertama yang dicalonkan adalah Macan Tutul, tetapi macan tutul menolak.
    “Jangan, melihat manusia saja aku sudah lari tunggang langgang,” ujarnya.
    “Kalau gitu Badak saja, kau kan amat kuat,” kata binatang lain.
    “Tidak-tidak, penglihatanku kurang baik, aku telah menabrak pohon berkali-kali.” ujar sang Badak.
    “Oh, mungkin Gajah saja yang jadi Raja, badan kau kan besar..”, ujar binatang-binatang lain.
    “Aku tidak bisa berkelahi dan gerakanku amat lambat,” sahut gajah.bintang mulai bingung .
    Kerang pun berteriak dan ia usul jika dia yang akan menjadi pengaanti kerena dia merasa dia yang paling pintar karena mirip seperti manusia .setelah lama perundingan yang cukup lama ahri nya perundingan pun di sepakti semu setuju jika sang kera menjadi raja yang baru tetapi penguin mulai kesal terutama sang srigala. Suatu hari srigala ujar sang kera bahwa srigala menemukan makanan lezat ,di tengah hutan tiba tiba sang kera terpelosok ke dalam tanah yang teryata jebakan itu yang di buat oelh manusia
    Hahahaha! Tak pernah kubayangkan, seorang raja bisa berlaku bodoh, terjebak dalam perangkap yang dipasang manusia, Raja seperti kera mana bisa melindungi rakyatnya,” ujar srigala dan binatang lainnya. Tak berapa lama setelah binatang-binatang meninggalkan kera, seorang pemburu datang ke tempat itu. Melihat ada kera di dalamnya, ia langsung membawa tangkapannya ke rumah. Ucap kata srigala

  29. Si Kancil dengan seruling ajaib
    Si Kancil sedang berjalan-jalan di sebuah hutan bambu yang sangat rindang, dia begitu menikmati keindahan hutan bambu yang sedang ia masuki tersebut, saking asiknya berjalan ia mencoba untuk melintasi pepohonan bambu yang ada didepannya, tapi apa yang terjadi setelah ia menerobos pohon bambu tersebut, dia malah terjepit diantara pohon-pohon bambu yang sangat sempit tersebut. “Ah, celaka aku terjepit di pohon bambu ini”, sesal kancil.

    Tak jauh dari tempat si kancil, ternyata ada seekor harimau yang sedang terbuai oleh hembusan angin yang datangnya dari pepohonan bambu. Angin sepoi-sepoi membuat harimau ini menjadi sangat mengantuk, tiupan angin menerpa pohon-pohon bambu membuat suara yang merdu seperti suling dan membuat sang harimau semakin terlelap. Tetapi tak lama kemudian ia mendengar suara derit pohon bambu dimana sang kancil tadi terjepit. “Suara apa itu”?” kata sang harimau penasaran.

    Akhirnya sang harimau memutuskan untuk mencari dimana sumber suara tadi berasal, ternyata tidak jauh dari tempatnya, dia melihat si kancil sedang berusaha melepaskan diri dari lilitan pohon bambu kecil yang menjepit tubuhnya. “Ah, sungguh kebetulan sekali, aku sedang lapar dan didepanku ada seekor kancil yang gemuk untuk disantap, aarrmm” si harimau sangat girang melihat ada santapan siang baginya.

    Sontak si kancil kaget bukan kepalang, “Oh, harimau yang baik, jangan kau jadikan aku santapan siangmu, sebenarnya aku sedang bermain suling ajaib, jika kau ingin memainkan suling ini, aku akan mengajarimu bagaimana meniup suling ajaib ini, jika kau mau mengabulkan permintaanku”, kata si kancil harap-harap cemas.

    “Baiklah, aku sangat senang mendengarkan dan ingin bermain suling ajaib itu, lalu apa permintaanmu, kancil?” tanya harimau. “Kau longgarkan bambu kecil ini yang melilitku dan kau masukkan kepalamu kesini serta julurkan lidahmu agar suara suling ajaib itu berbunyi”. Tanpa berfikir panjang lagi si harimau segera melonggarkan bambu yang melilit tubuh kancil yang kecil itu kemudian menuruti perintah si kancil. Si kancil pun terbebas.

    “Nah sekarang, masukkan kepalamu dan julurkan lidahmu ke bambu itu” perintah kancil, si harimau karena ingin sekali belajar meniup suling ajaib langsung menurut perintah kancil. “jika kamu ingin suara suling itu merdu, kau harus latihan sendiri dulu, aku ingin pulang sebentar untuk minum, maklum latihannya lama sekali tadi jadi aku sangat haus”, “Yah kancil, kenapa kau tinggalkan aku, aku tidak bisa belajar sendiri nih” kata harimau memelas.

    “Tenang saja, nanti aku balik lagi kok, kalau suara sulingnya kecil berarti kau harus meniup dengan kencang..jangan patah semangat yah…”. Kancilpun langsung ambil langkah seribu meninggalkan si harimau. Tinggal harimau kini terjepit di sela-sela pohon bambu. Angin bertiup kencang menerpa pohon bambu sehingga menimbulkan bunyi seperti suling “Hore..hore..aku bisa meniup suling ajaib” sorak harimau kegirangan. Dia baru sadar kini tubuhnya semakin terjepit keras oleh pohon bambu yang melilitnya.

    “Ya ampun, kenapa aku bodoh sekali, ternyata bunyi suling ajaib itu adalah dari hembusan angin, bukan dari lidahku, sekarang lidahku malah terjepit bambu ini”, harimau kini berusaha melepaskan dirinya dari jepitan pohon bambu, dan setelah terlepas dia kembali lagi beristirahat.

    Ringkasan:

    Suatu hari kancil sedang berjalan-jalan di sebuah hutan yang sangat rindang.Dian berusaha untuk menerobos pohon bambu itu, setelah ia menerobos pohon bambu tersebut, dia malah terjepit diantara pohon-pohon bambu yang sangat sempit tersebut.Pada waktu itu ada seekor harimau yang mendengar suara derit pohon bambu dimana sang kancil tadi terjepit,harimau berusaha untuk mencari dimana letak suara jeritan tersebut.Kancil mempunyai akal yang cerdik untuk membohongi si harimau tersebut dengan cara meniup seruling itu,sebelum kancil meninggalkan si harimau,kancil berpesan untuk meniup lebih kencang. Dia baru sadar kini tubuhnya semakin terjepit keras oleh pohon bambu yang melilitnya.

    “Ya ampun, kenapa aku bodoh sekali, ternyata bunyi suling ajaib itu adalah dari hembusan angin, bukan dari lidahku, sekarang lidahku malah terjepit bambu ini”, harimau kini berusaha melepaskan dirinya dari jepitan pohon bambu, dan setelah terlepas dia kembali lagi beristirahat.

    Amanat:
    Jangan jadi orang yang suka berbohong

  30. Nama : Dina Aprianti
    Absen = 18
    Tugas, membuat Sinopsis

    JACK DAN POHON KACANG AJAIB

    Di sebuah desa hiduplah seorang anak laki-laki bernama Jack dengan ibunya. Mereka hidup memprihatinkan, hanya ada seekor sapi. Berkata ibu, “Jack bawalah sapi kita ke pasar, jualah nak, untuk keperluan kita.” Jawab Jack, “Ya Bu”. Keesokan Harinya Jack membawa sapinya ke pasar. Jack bertemu dengan seorang kakek, dan berkata: “Nak, kau akan menjual sapimu?” “O iya kek”, jawab Jack. Kakek berkata, “Maukah kamu menukar sapimu dengan sebutir biji kacang ini?”. Sambil marah Jack berkata, ”Haaa? Mana mungkin Sapi ditukar dengan sebutir kacang?” “Jangan menghina, sebutir kacang ini bisa membuat kamu kaya”, jawab kakek. “Baiklah Kek” Jawab Jack. Sesampainya di rumah Jack menceritakan kejadian itu pada ibunya. Esok harinya, kacang yang ditanam kemarin tumbuh sampai ke langit. Jack memanjatnya sampai ke atas, di sana ada sebuah rumah, Jack memasukinya “Hai ada orang di dalam?”. “Ya, Siapa kamu nak?” Muncul wanita raksasa. “Aku lapar bu, boleh aku minta makan?”.”Ya Tentu saja” Jawab wanita itu. Tiba-tiba terdengar langkah kaki, ternyata suami wanita raksasa itu, dia seorang raksasa pemakan manusia. “Ha ha ha ha aku pulang, aku lapar” teriak raksasa. Selesai makan raksasa mengeluarkan pundi berisi emas, dan dia tertidur. Jack keluar dari tungku persembunyiannya dan mengambil emas-emas itu dan bergegas pulang. “Mulai sekarang kita menjadi orang kaya,” kata Jack pada Ibunya. Tiap hari Jack hanya santai di rumah. Tak lama uang dari emas itu habis. Jack kembali memanjat pohon kacang. Jack bersembunyi dalam tungku, karena Raksasa itu datang. Raksasa itu mengeluarkan ayam dan berkata, “Ayo Ayam, keluarkan telur emasmu!” dan ayam itu mengeluarkan telur emas. Raksasa itupun lelah dan terlelap tidur. Segera Jack mengambil ayam bertelur emas dan pulang. Akhirnya karena capek, ayam itu mati. Jack naik lagi ke atas seperti biasanya, kali ini Raksasa membawa harpa yang bisa memainkan melodi yang indah, raksasa tertidur. Dengan hati-hati Jack mengambil harpa, tapi aneh, harpa itu berteriak ”Tuanku, ada pencuri!”.
    Raksasa terbangun dan mengejar jack menuruni pohon kacang. Jack berteriak”Bu…. ambilkan kapak!”, dan Jack menebangnya. Akhirnya Raksasa jatuh ke tanah dan mati.
    Ibu berkata,”Jack jangan kamu ulangi hal menyeramkan ini, betapapun miskinnya kita, bekerjalah dengan sungguh-sungguh nak, dengan bersyukur kepada Tuhan, pasti hidup kita akan lebih baik”. “Maafkan saya bu, mulai sekarang saya akan bekerja dengan rajin.” Kata Jack.
    Sejak saat itu, setiap hari Jack bekerja dengan rajin ditemani Harpa yang memainkan melody indah memberi semangat Jack bekerja.

  31. Tuagas 3 B.INDO

    1.Carilah satu buah dongeng dari internet
    2.Baca dengan seksama dongeng tersebut
    3.Buatlah sinopsis (Ringkasan) dari dongeng tersebut.
    4.Kerjakan di kotak pengiriman di bawah ini.
    5.Judul dongeng harus ditulis.
    jawaban

    1. Sinopsis Dongeng Malin Kundang
    Pada suatu hari, hiduplah sebuah keluarga di pesisir pantai wilayah Sumatra. Keluarga itu mempunyai seorang anak yang diberi nama Malin Kundang. Karena kondisi keluarga mereka sangat memprihatinkan, maka ayah malin memutuskan untuk pergi ke negeri seberang.

    Besar harapan malin dan ibunya, suatu hari nanti ayahnya pulang dengan membawa uang banyak yang nantinya dapat untuk membeli keperluan sehari-hari. Setelah berbulan-bulan lamanya ternyata ayah malin tidak kunjung datang, dan akhirnya pupuslah harapan Malin Kundang dan ibunya.

    Setelah Malin Kundang beranjak dewasa, ia berpikir untuk mencari nafkah di negeri seberang dengan harapan nantinya ketika kembali ke kampung halaman, ia sudah menjadi seorang yang kaya raya. Akhirnya Malin Kundang ikut berlayar bersama dengan seorang nahkoda kapal dagang di kampung halamannya yang sudah sukses.

    Selama berada di kapal, Malin Kundang banyak belajar tentang ilmu pelayaran pada anak buah kapal yang sudah berpengalaman. Malin belajar dengan tekun tentang perkapalan pada teman-temannya yang lebih berpengalaman, dan akhirnya dia sangat mahir dalam hal perkapalan.

    Banyak pulau sudah dikunjunginya, sampai dengan suatu hari di tengah perjalanan, tiba-tiba kapal yang dinaiki Malin Kundang di serang oleh bajak laut. Semua barang dagangan para pedagang yang berada di kapal dirampas oleh bajak laut. Bahkan sebagian besar awak kapal dan orang yang berada di kapal tersebut dibunuh oleh para bajak laut. Malin Kundang sangat beruntung dirinya tidak dibunuh oleh para bajak laut, karena ketika peristiwa itu terjadi, Malin segera bersembunyi di sebuah ruang kecil yang tertutup oleh kayu.

    Malin Kundang terkatung-katung ditengah laut, hingga akhirnya kapal yang ditumpanginya terdampar di sebuah pantai. Dengan sisa tenaga yang ada, Malin Kundang berjalan menuju ke desa yang terdekat dari pantai. Sesampainya di desa tersebut, Malin Kundang ditolong oleh masyarakat di desa tersebut setelah sebelumnya menceritakan kejadian yang menimpanya. Desa tempat Malin terdampar adalah desa yang sangat subur. Dengan keuletan dan kegigihannya dalam bekerja, Malin lama kelamaan berhasil menjadi seorang yang kaya raya. Ia memiliki banyak kapal dagang dengan anak buah yang jumlahnya lebih dari 100 orang. Setelah menjadi kaya raya, Malin Kundang mempersunting seorang gadis untuk menjadi istrinya.

    Setelah beberapa lama menikah, Malin dan istrinya melakukan pelayaran dengan kapal yang besar dan indah disertai anak buah kapal serta pengawalnya yang banyak. Ibu Malin Kundang yang setiap hari menunggui anaknya, melihat kapal yang sangat indah itu, masuk ke pelabuhan. Ia melihat ada dua orang yang sedang berdiri di atas geladak kapal. Ia yakin kalau yang sedang berdiri itu adalah anaknya Malin Kundang beserta istrinya.

    Malin Kundang pun turun dari kapal. Ia disambut oleh ibunya. Setelah cukup dekat, ibunya melihat belas luka dilengan kanan orang tersebut, semakin yakinlah ibunya bahwa yang ia dekati adalah Malin Kundang. “Malin Kundang, anakku, mengapa kau pergi begitu lama tanpa mengirimkan kabar?”, katanya sambil memeluk Malin Kundang. Tetapi Kundang segera melepaskan pelukan ibunya dan mendorongnya hingga terjatuh. “Wanita tak tahu diri, sembarangan saja mengaku sebagai ibuku”, kata Malin Kundang pada ibunya. Malin Kundang pura-pura tidak mengenali ibunya, karena malu dengan ibunya yang sudah tua dan mengenakan baju compang-camping. “Wanita itu ibumu?”, Tanya istri Malin Kundang. “Tidak, ia hanya seorang pengemis yang pura-pura mengaku sebagai ibuku agar mendapatkan harta ku”, sahut Malin kepada istrinya. Mendengar pernyataan dan diperlakukan semena-mena oleh anaknya, ibu Malin Kundang sangat marah. Ia tidak menduga anaknya menjadi anak durhaka. Karena kemarahannya yang memuncak, ibu Malin menengadahkan tangannya sambil berkata “Oh Tuhan, kalau benar ia anakku, aku sumpahi dia menjadi sebuah batu”. Tidak berapa lama kemudian angin bergemuruh kencang dan badai dahsyat datang menghancurkan kapal Malin Kundang. Setelah itu tubuh Malin Kundang perlahan menjadi kaku dan lama-kelamaan akhirnya berbentuk menjadi sebuah batu karang.

    Alur : Maju

    Latar
    – tempat : di pesisir pantai wilayah Sumatra, di tengah laut, di kapal laut, di pelabuhan
    – waktu : setelah Malin beranjak dewasa, selama berada di kapal, setelah beberapa lama menikah.

    Tokoh : Malin Kundang, Ibu Malin Kundang, Istri Malin Kundang, Bajak Laut.

    Pesan Moral
    Sebagai seorang anak, jangan pernah melupakan semua jasa orangtua terutama kepada seorang Ibu yang telah mengandung dan membesarkan anaknya, apalagi jika sampai menjadi seorang anak yang durhaka. Durhaka kepada orangtua merupakan satu dosa besar yang nantinya akan ditanggung sendiri oleh anak.

    sumber : http://alphapa.blogspot.com/2012/09/dongeng-malin-kundang.html

    2. dia berlayar sangat jauh , dia tidak mengaku bahwa sebagai anak dari ibunya itu ,dia menjadi sangat kaya dan sombong , dia dikutuk oleh ibunya sendiri
    3. maling kundang yang tidak mengaku bahwa itu ibunya, malin kundang mau pergi kesuatu tempat
    4.
    5.sinoposis dongen malin kundang

  32. Khansania Adinda Mukti
    20 / 7. IT

    SANGKURIANG
    Diceritakan bahwa Raja Sungging Perbangkara pergi berburu. Di tengah hutan Sang Raja membuang air seni yang tertampung dalam dauncaring (keladi hutan). Seekor babi hutan betina bernama Wayung yang tengah bertapa ingin menjadi manusia meminum air seni tadi. Wayungyang hamil dan melahirkan seorang bayi cantik. Bayi cantik itu dibawa ke keraton oleh ayahnya dan diberi nama Dayang Sumbi alias Rarasati. Banyak para raja yang meminangnya, tetapi seorang pun tidak ada yang diterima.

    Akhirnya para raja saling berperang di antara sesamanya. Dayang Sumbi pun atas permitaannya sendiri mengasingkan diri di sebuah bukit ditemani seekor anjing jantan yaitu Si Tumang. Ketika sedang asyik bertenun, toropong (torak) yang tengah digunakan bertenun kain terjatuh ke bawah. Dayang Sumbi karena merasa malas, terlontar ucapan tanpa dipikir dulu, dia berjanji siapa pun yang mengambilkan torak yang terjatuh bila berjenis kelamin laki-laki, akan dijadikan suaminya. Si Tumang mengambilkan torak dan diberikan kepada Dayang Sumbi. Dayang Sumbi akhirnya melahirkan bayi laki-laki diberi nama Sangkuriang.

    Ketika Sangkuriang berburu di dalam hutan disuruhnya si Tumang untuk mengejar babi betina Wayungyang. Karena si Tumang tidak menurut, lalu dibunuhnya. Hati si Tumang oleh Sangkuriang diberikan kepada Dayang Sumbi, lalu dimasak dan dimakannya. Setelah Dayang Sumbi mengetahui bahwa yang dimakannya adalah hati si Tumang, kemarahannya pun memuncak serta merta kepala Sangkuriang dipukul dengan senduk yang terbuat dari tempurung kelapa sehingga luka.

    Sangkuriang pergi mengembara mengelilingi dunia. Setelah sekian lama berjalan ke arah timur akhirnya sampailah di arah barat lagi dan tanpa sadar telah tiba kembali di tempat Dayang Sumbi, tempat ibunya berada. Sangkuriang tidak mengenal bahwa putri cantik yang ditemukannya adalah Dayang Sumbi – ibunya. Terminological kisah kasih di antara kedua insan itu. Tanpa sengaja Dayang Sumbi mengetahui bahwa Sangkuriang adalah puteranya, dengan tanda luka di kepalanya. Walau demikian Sangkuriang tetap memaksa untuk menikahinya. Dayang Sumbi meminta agar Sangkuriang membuatkan perahu dan telaga (danau) dalam waktu semalam dengan membendung sungai Citarum. Sangkuriang menyanggupinya.

    Maka dibuatlah perahu dari sebuah pohon yang tumbuh di arah timur, tunggul/pokok pohon itu berubah menjadi gunung ukit Tanggul. Rantingnya ditumpukkan di sebelah barat dan menjadi Gunung Burangrang. Dengan bantuan para guriang, bendungan pun hampir selesai dikerjakan. Tetapi Dayang Sumbi bermohon kepada Sang Hyang Tunggal agar maksud Sangkuriang tidak terwujud. Dayang Sumbi menebarkan irisan boeh rarang (kain putih hasil tenunannya), ketika itu pula fajar pun merekah di ufuk timur. Sangkuriang menjadi gusar, dipuncak kemarahannya, bendungan yang berada di Sanghyang Tikoro dijebolnya, sumbat aliran sungai Citarum dilemparkannya ke arah timur dan menjelma menjadi Gunung Manglayang. Air Talaga Bandung pun menjadi surut kembali. Perahu yang dikerjakan dengan bersusah payah ditendangnya ke arah utara dan berubah wujud menjadi Gunung Tangkuban Perahu.

    Sangkuriang terus mengejar Dayang Sumbi yang mendadak menghilang di Gunung Putri dan berubah menjadi setangkai bunga jaksi. Adapun Sangkuriang setelah sampai di sebuah tempat yang disebut dengan Ujung berung akhirnya menghilang ke alam gaib (ngahiyang).

  33. SEMUT DAN KEPOMPONG

    DIKISAHKAN ADA SEBUAH HUTAN YANG SANGAT LEBAT, TINGGALLAH DISANA BERMACAM-MACAM HEWAN, MULAI DARI SEMUT, GAJAH, HARIMAU, BADAK, BURUNG DAN SEBAGAINYA. PADA SUATU HARI DATANGLAH BADAI YANG SANGAT DAHSYAT. BADAI ITU DATANG SEKETIKA SEHINGGA MEMBUAT PANIK SELURUH HEWAN PENGHUNI HUTAN ITU. SEMUA HEWAN PANIK DAN BERLARI KETAKUTAN MENGHINDARI BADAI YANG DATANG TERSEBUT. LALU ADA SEEKOR KEPOMPONG SEDANG MENANGIS DAN BERSEDIH AKAN APA YANG TELAH TERJADI DI SEBUAH POHON YANG SUDAH TUMBANG. DARI BALIK TANAH, MUNCULLAH SEEKOR SEMUT YANG DENGAN SOMBONGNYA BERKATA “HAI KEPOMPONG, LIHATLAH AKU, AKU TERLINDUNGI DARI BADAI KEMARIN, TIDAK SEPERTI KAU YANG ADA DIATAS TANAH, LIHAT TUBUHMU, KAU HANYA MENEMPEL DI POHON YANG TUMBANG DAN TIDAK BISA BERLINDUNG DARI BADAI” KATA SANG SEMUT DENGAN SOMBONGNYA. SI SEMUT SEMAKIN SOMBONG DAN TERUS BERKATA DEMIKIAN KEPADA SEMUA HEWAN YANG ADA DI HUTAN TERSEBUT, SAMPAI PADA SUATU HARI SI SEMUT BERJALAN DIATAS LUMPUR HIDUP. SI SEMUT TIDAK TAHU KALAU IA BERJALAN DIATAS LUMPUR HIDUP YANG BISA MENELAN DAN MENARIKNYA KEDALAM LUMPUR TERSEBUT. SEMUT PUN BERKATA “TOLONG…TOLONG….AKU TERJEBAK DI LUMPUR HIDUP..TOLONG”, TERIAK SI SEMUT. LALU TERDENGAR SUARA DARI ATAS, “KAYAKNYA KAMU LAGI SEDANG KESULITAN YA, SEMUT?” SI SEMUT MENENGOK KE ATAS MENCARI SUMBER SUARA TADI, TERNYATA SUARA TADI BERASAL DARI SEEKOR KUPU-KUPU YANG SEDANG TERBANG DIATAS LUMPUR HIDUP TADI.SEHINGGA MEMBUAT HUTAN TERSEBUT MENJADI HUTAN YANG BERANTAKAN . KEESOKAN HARINYA, MATAHARI MUNCUL DENGAN SANGAT HANGATNYA DAN KICAUAN BURUNG TERDENGAR DENGAN MERDUNYA, NAMUN APA YANG TERJADI? BANYAK POHON DI HUTAN TERSEBUT TUMBANG BERSERAKAN BERNTAKAN. SIAPA KAU?” TANYA SI SEMUT GALAU. “AKU ADALAH KEPOMPONG YANG WAKTU ITU KAU HINA” JAWAB SI KUPU-KUPU. SEMUT MERASA MALU SEKALI DAN MEMINTA BANTUAN SI KUPU-KUPU UNTUK MENOLONG DIA DARI LUMPUR YANG MENGHISAPNYA. “TOLONG AKU KUPU-KUPU, AKU MINTA MAAF WAKTU ITU AKU SANGAT SOMBONG SEKALI BISA BERTAHAN DARI BADAI CUMA HANYA KARENA AKU BERLINDUNG DIBAWAH TANAH”. SI KUPU-KUPU AKHIRNYA MENOLONG SI SEMUT DAN SEMUTPUN SELAMAT SERTA BERJANJI IA TIDAK AKAN MENGHINA SEMUA MAKHLUK CIPTAAN TUHAN YANG ADA DI HUTAN TERSEBUT.

    .
    SEMUT DAN KEPOMPONG

    DIKISAHKAN ADA SEBUAH HUTAN YANG SANGAT LEBAT, TINGGALLAH DISANA BERMACAM-MACAM HEWAN, MULAI DARI SEMUT, GAJAH, HARIMAU, BADAK, BURUNG DAN SEBAGAINYA. PADA SUATU HARI DATANGLAH BADAI YANG SANGAT DAHSYAT. BADAI ITU DATANG SEKETIKA SEHINGGA MEMBUAT PANIK SELURUH HEWAN PENGHUNI HUTAN ITU. SEMUA HEWAN PANIK DAN BERLARI KETAKUTAN MENGHINDARI BADAI YANG DATANG TERSEBUT. LALU ADA SEEKOR KEPOMPONG SEDANG MENANGIS DAN BERSEDIH AKAN APA YANG TELAH TERJADI DI SEBUAH POHON YANG SUDAH TUMBANG. DARI BALIK TANAH, MUNCULLAH SEEKOR SEMUT YANG DENGAN SOMBONGNYA BERKATA “HAI KEPOMPONG, LIHATLAH AKU, AKU TERLINDUNGI DARI BADAI KEMARIN, TIDAK SEPERTI KAU YANG ADA DIATAS TANAH, LIHAT TUBUHMU, KAU HANYA MENEMPEL DI POHON YANG TUMBANG DAN TIDAK BISA BERLINDUNG DARI BADAI” KATA SANG SEMUT DENGAN SOMBONGNYA. SI SEMUT SEMAKIN SOMBONG DAN TERUS BERKATA DEMIKIAN KEPADA SEMUA HEWAN YANG ADA DI HUTAN TERSEBUT, SAMPAI PADA SUATU HARI SI SEMUT BERJALAN DIATAS LUMPUR HIDUP. SI SEMUT TIDAK TAHU KALAU IA BERJALAN DIATAS LUMPUR HIDUP YANG BISA MENELAN DAN MENARIKNYA KEDALAM LUMPUR TERSEBUT. SEMUT PUN BERKATA “TOLONG…TOLONG….AKU TERJEBAK DI LUMPUR HIDUP..TOLONG”, TERIAK SI SEMUT. LALU TERDENGAR SUARA DARI ATAS, “KAYAKNYA KAMU LAGI SEDANG KESULITAN YA, SEMUT?” SI SEMUT MENENGOK KE ATAS MENCARI SUMBER SUARA TADI, TERNYATA SUARA TADI BERASAL DARI SEEKOR KUPU-KUPU YANG SEDANG TERBANG DIATAS LUMPUR HIDUP TADI.SEHINGGA MEMBUAT HUTAN TERSEBUT MENJADI HUTAN YANG BERANTAKAN . KEESOKAN HARINYA, MATAHARI MUNCUL DENGAN SANGAT HANGATNYA DAN KICAUAN BURUNG TERDENGAR DENGAN MERDUNYA, NAMUN APA YANG TERJADI? BANYAK POHON DI HUTAN TERSEBUT TUMBANG BERSERAKAN BERNTAKAN. SIAPA KAU?” TANYA SI SEMUT GALAU. “AKU ADALAH KEPOMPONG YANG WAKTU ITU KAU HINA” JAWAB SI KUPU-KUPU. SEMUT MERASA MALU SEKALI DAN MEMINTA BANTUAN SI KUPU-KUPU UNTUK MENOLONG DIA DARI LUMPUR YANG MENGHISAPNYA. “TOLONG AKU KUPU-KUPU, AKU MINTA MAAF WAKTU ITU AKU SANGAT SOMBONG SEKALI BISA BERTAHAN DARI BADAI CUMA HANYA KARENA AKU BERLINDUNG DIBAWAH TANAH”. SI KUPU-KUPU AKHIRNYA MENOLONG SI SEMUT DAN SEMUTPUN SELAMAT SERTA BERJANJI IA TIDAK AKAN MENGHINA SEMUA MAKHLUK CIPTAAN TUHAN YANG ADA DI HUTAN TERSEBUT.

    .SEMUT DAN KEPOMPONG

    DIKISAHKAN ADA SEBUAH HUTAN YANG SANGAT LEBAT, TINGGALLAH DISANA BERMACAM-MACAM HEWAN, MULAI DARI SEMUT, GAJAH, HARIMAU, BADAK, BURUNG DAN SEBAGAINYA. PADA SUATU HARI DATANGLAH BADAI YANG SANGAT DAHSYAT. BADAI ITU DATANG SEKETIKA SEHINGGA MEMBUAT PANIK SELURUH HEWAN PENGHUNI HUTAN ITU. SEMUA HEWAN PANIK DAN BERLARI KETAKUTAN MENGHINDARI BADAI YANG DATANG TERSEBUT. LALU ADA SEEKOR KEPOMPONG SEDANG MENANGIS DAN BERSEDIH AKAN APA YANG TELAH TERJADI DI SEBUAH POHON YANG SUDAH TUMBANG. DARI BALIK TANAH, MUNCULLAH SEEKOR SEMUT YANG DENGAN SOMBONGNYA BERKATA “HAI KEPOMPONG, LIHATLAH AKU, AKU TERLINDUNGI DARI BADAI KEMARIN, TIDAK SEPERTI KAU YANG ADA DIATAS TANAH, LIHAT TUBUHMU, KAU HANYA MENEMPEL DI POHON YANG TUMBANG DAN TIDAK BISA BERLINDUNG DARI BADAI” KATA SANG SEMUT DENGAN SOMBONGNYA. SI SEMUT SEMAKIN SOMBONG DAN TERUS BERKATA DEMIKIAN KEPADA SEMUA HEWAN YANG ADA DI HUTAN TERSEBUT, SAMPAI PADA SUATU HARI SI SEMUT BERJALAN DIATAS LUMPUR HIDUP. SI SEMUT TIDAK TAHU KALAU IA BERJALAN DIATAS LUMPUR HIDUP YANG BISA MENELAN DAN MENARIKNYA KEDALAM LUMPUR TERSEBUT. SEMUT PUN BERKATA “TOLONG…TOLONG….AKU TERJEBAK DI LUMPUR HIDUP..TOLONG”, TERIAK SI SEMUT. LALU TERDENGAR SUARA DARI ATAS, “KAYAKNYA KAMU LAGI SEDANG KESULITAN YA, SEMUT?” SI SEMUT MENENGOK KE ATAS MENCARI SUMBER SUARA TADI, TERNYATA SUARA TADI BERASAL DARI SEEKOR KUPU-KUPU YANG SEDANG TERBANG DIATAS LUMPUR HIDUP TADI.SEHINGGA MEMBUAT HUTAN TERSEBUT MENJADI HUTAN YANG BERANTAKAN . KEESOKAN HARINYA, MATAHARI MUNCUL DENGAN SANGAT HANGATNYA DAN KICAUAN BURUNG TERDENGAR DENGAN MERDUNYA, NAMUN APA YANG TERJADI? BANYAK POHON DI HUTAN TERSEBUT TUMBANG BERSERAKAN BERNTAKAN. SIAPA KAU?” TANYA SI SEMUT GALAU. “AKU ADALAH KEPOMPONG YANG WAKTU ITU KAU HINA” JAWAB SI KUPU-KUPU. SEMUT MERASA MALU SEKALI DAN MEMINTA BANTUAN SI KUPU-KUPU UNTUK MENOLONG DIA DARI LUMPUR YANG MENGHISAPNYA. “TOLONG AKU KUPU-KUPU, AKU MINTA MAAF WAKTU ITU AKU SANGAT SOMBONG SEKALI BISA BERTAHAN DARI BADAI CUMA HANYA KARENA AKU BERLINDUNG DIBAWAH TANAH”. SI KUPU-KUPU AKHIRNYA MENOLONG SI SEMUT DAN SEMUTPUN SELAMAT SERTA BERJANJI IA TIDAK AKAN MENGHINA SEMUA MAKHLUK CIPTAAN TUHAN YANG ADA DI HUTAN TERSEBUT.

    .

Tinggalkan Balasan ke MUHAMMAD LUQMAN AFADA Batalkan balasan